KALIMAT EFEKTIF
MAKALAH
Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang Diampu oleh Bapak
Moh. Faridi, M.PD.
Oleh:
Nurul Ucik Nurhidayah (31)
Qorina Diana Farda (32)
Riatus Shalihah (33)
Risalatin Karisma (34)
Siti Nurrahmah (35)
JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, penulis panjatkan puja dan puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Bahasa
Indonesia dengan Kalimat Efektif.
Sholawat
dan salam semoga tetap tercurahkan kepada jungjungan kita Nabi Besar Muhammad
Saw beserta keluarga dan para sahabat-Nya yang telah menyelamatkan kita dari
alam jahiliyah menuju ke alam yang penuh barokah ini.
Penulis menyadari betul
bahwa sebagai penulis tidak luput dari kesalahan, maka dari itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya kontruktif untuk kesempurnaan
makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat pada
umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
DAFTAR
ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan
Masalah......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif................................................... 2
B.
Ciri–ciri Kalimat Efektif........................................................................... 4
C.
Unsur-unsur Kalimat Efektif..................................................................... 8
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................................ 12
B.
Saran.......................................................................................................... 12
DAFTAR
RUJUKAN........................................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah alat untuk bekomunikasi yang
digunakan manusia dengan sesama anggota mansyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahsa itu berisi
pikiran, keinginan , atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau
penulis. Bahsa yang digunakan itu hendaknya dapat mendukung maksud secara jelas
agar apa yang dipirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh
pendengan atau pembaca.kalimat yang dapat mencapai sasarannya dengan baik
disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh
pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah
tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas,
dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan
tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan
bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang
dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya
secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit.
Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan.
Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan.
Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan
komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kalimat
dan Kalimat Efektif ?
2. Bagaimana Ciri–ciri
Kalimat Efektif ?
3. Apa Unsur-unsur Kalimat
Efektif ?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui
Pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif
2. Untuk mengetahui
Ciri–ciri Kalimat Efektif
3. Untuk mengetahui
Unsur-unsur Kalimat Efektif
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat dan
Kalimat Efektif
1. Pengertian Kalimat
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun
tertulis, harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Kalau tidak memiliki
unsure subjek dan unsure predikat, pernyataan itu bukanlah kalimat. Deretan
kata yang seperti itu hanya dapat disebut sebagai frasa. Inilah yang membedakan
kalimat dengan frasa.
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan,
yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan
dengan suara naik turun, dank eras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan
intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), dan tanda seru
(!). Kalau dilihat dari hal predikat, kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia
ada dua macam, yaitu:
a. Kalimat-kalimat yang
berpredikat kata kerja
b. Kalimat-kalimat yang
berpredikat bukan kata kerja.
Akan tetapi, dalam pemakaian sehari-hari kalimat yang berpredikat kata
kerja lebih besar jumlahnya daripada yang berpredikat bukan kata kerja. Hal ini
membantu kita dengan mudah untuk menentukan sebuah kalimat. Oleh sebab itu,
kalau ada kata kerja dalam suatu untaian kalimat, kata kerja itu dicadangkan
sebagai predikat dalam kalimat itu.
Contoh: Tugas itu dikerjakan oleh para mahasiswa
Kata kerja dalam kalimat ini ialah dikerjakan. Kata dikerjakan adalah
predikat dalam kalimat ini. Setelah ditemukan predikat dalam kalimat itu,
subjek dapat ditemukan dengan cara bertanya menggunakan predikat sebagai
berikut:
Apa yang dikerjakan oleh para mahasiswa?
Jawaban pertanyaan itu ialah tugas itu. Kata tugas itu merupakan subjek
kalimat. Kalau tidak ada kata yang dapat dijadikan jawaban pertanyaan itu, hal
itu berarti bahwa subjek tidak ada. Dengan demikian, pernyataan dalam bentuk
deretan kata-kata itu bukanlah kalimat.[1]
2. Kalimat Efektif
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan
sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran,
keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa
yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang
dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau
pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan
kalimat efektif.[2]
Kalimat efektif adalah kalimat yang memperlihatkan bahwa proses
peyampaian oleh pembicara atau penulis dan proses penerimaan oleh pendengar
atau pembaca berlangsung dengan sempurna sehingga isi atau maksud yang
disampaikan oleh pembicara atau penulis tergambar lengkap dalam fikiran
pendengar atau pembaca. Pesan yang diterima oleh pendengar atau pembaca atau
penulis.[3]
Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :
1. Kalimat efektif adalah
kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan
sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup
menimbulkan daya khayal pada diri pembaca.[4]
2. Kalimat efektif adalah
kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara
tepat.
3. Kalimat efektif adalah
kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak
dibaca.
4. Kalimat efektif
dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi
tersebut mudah dipahami oleh pembaca.
5. Kalimat efektif di
pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan sesuatu persoalan
secara lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta di artikan.
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi
kalimat efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi,
kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan
mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Kalimat efektif merupakan kunci penentu yang menjembatani efektifitas
bahasa. Secara umum kalimat efektif adalah struktur hasil gabungan kata-kata
yang secara sadar direncanakan mencapai tujuan komunikasi seprima mungin.
Pada intinya, kalimat efektif tidak akan menimbulkan salah faham atau
perbedaan pengertian antara pembicara atau penuis atau pendengar atau pembaca.
Oleh karena itu kalimat efektif harus dapat mengungkapkan gagasan pembicara
atau penulis secara tepat.
B. Ciri–ciri Kalimat
Efektif
Baik tidaknya atau menarik tidaknya sebuah tulisan tidak hanya
disebabkan oleh masalah yang disajikan, tetapi lebih dari itu, adalah
disebabkan oleh kemampuan penulis menyajikan masalah tersebut kepada pembaca.
Bahkan dapat dikatakan, faktor penyajian ini amat menentukan berhasil tidaknya
sebuah tulisan. Faktor penyajian ini terdiri dari bagaimana gagasan tersebut
didata dan diorganisasikan, dan bagaimana pemanfaatan perangkat kebahasaan oleh
penulis. Didalam masalah perangkat kebahasaan ini, tercakup dua hal pokok,
yakni ejaan dan kalimat efektif.
Perkenalan pembaca dengan tulisan adalah dengan kalimat yang
dipergunakan. Bila pembaca menemukan kalimat-kalimat yang ruwet tanpa daya
tarik, dan membosankan, dengan cepat dan pasti pembaca berhenti membaca. Tetapi
sebaliknya, bila kalimat-kalimat yang digunakan penulis merupakan kalimat yang
lugas, lancar, dan dengan pilihan kata yang tepat, jelas akan memancing selera
pembaca untuk dengan tekun melihat tulisan tersebut. Jadi, daya tarik sebuah
tulisan berada sepenuhnya pada kalimat yang digunakan, apalagi bila ditambah
oleh isinya yang menarik serta cara mengorganisasikan gagasan yang baik pula.
Pada dasarnya setiap gagasan yang dimiliki seseorang dituangkan kedalam
bentuk kalimat. Kalimat yang menampung gagasan itu haruslah kalimat yang
memenuhi syarat gramatikal. Tetapi syarat gramatikal itu saja belumlah cukup,
karena kalimat yang gramatikal itu belum tentu mampu menampung gagasan dan
mengkomunikasikan gagasan itu kepada khalayak yang berupa pendengar atau pembaca.
Oleh sebab itu diperlukan persyaratan lain, yaitu persyaratan efektivitas.[5]
Mengapa diperlukan persyaratan efektivitas itu? Tidak lain, karena
kalimat itu terlibat dalam proses penyampaian dan penerimaan. Apa yang
disampaikan dan apa yang diterima itu mungkin berupa ide, gagasan, pesan,
pengertian, informasi, atau peristiwa dalam bentuk yang kompleks, yang
kadang-kadang tidak hanya beban pikiran tetapi juga perasaan dan suasana. Oleh
sebab itu, diperlukan pemakaian kalimat yang efektif. Artinya, kalimat itu
harus memenuhi sasaran, mampu menimbulkan pengaruh, meninggalkan kesan, atau
menerbitkan selera baca.
Kecuali tulisan yang berbentuk karya sastra, maka semua tulisan harus
menggunakan kalimat efektif. Kalau tidak, tulisan tersebut akan menjadi tulisan
yang tidak akurat, jelas, dan singkat. Bila suatu tulisan itu tidak akurat,
jelas, dan singkat maka syarat pokok tulisan yang baik sudah tidak dimilikinya
lagi.[6]
Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
- Sesuai dengan tuntutan bahasa baku
Artinya, kalimat itu ditulis dengan memperhatikan cara pemakaian ejaan
yang tepat, menggunakan kata atau istilah yang baku atau sudah umum digunakan,
sesuai dengan kaidah tata bahasa, dan lain-lain;
- Jelas. Artinya, kalimat itu mudah ditangkap maksudnya
Maksud yang diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung oleh
penulis. Lawannya, adalah kalimat yang membingungkan, yang maksudnya sukar
ditangkap. Hal ini sering terjadi disebabkan oleh penggunaan kalimat yang tidak
lengkap, penggunaan unsur penjelas yang tidak pada tempatnya, pemakaian tanda
baca yang keliru, pemilihan kata yang tidak tepat untuk mendukung gagasan, dan
pencampuran anak kalimat yang tidak sejajar
- Ringkas atau lugas.
Artinya, kalimat itu tidak berbelit-belit. Dengan menggunakan kata-kata
yang sedikit dapat mengungkapkan banyak gagasan. Dengan kata lain, menulis itu
bukan untuk mengumbar kata-kata., melainkan untuk menyampaikan gagasan secara
efektif dan ekonomis dengan menggunakan bahasa tulis. Menggunakan kata-kata
yang boros dapat memancing kesan bahwa penulis bukan hendak menyampaikan ide
atau gagasan, tetapi untuk bertele-tele dan menghabiskan waktu pembaca.
- Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan kalimat yang lain, antara satu paragraf dan paragraf yang lain.
Artinya, kalimat-kalimat yang digunakan memperlihatkan suatu kesatuan
dengan yang lain. Kesatuan ini tentu ada hubungannya dengan kesatuan ide atau
gagasan. Bila suatu tulisan terdiri dari kalimat-kalimat yang satu sama lain
tidak terkait secara baik, baik berupa hubungan struktural maupun hubungan
semantis, maka akan memancing kesan bahwa tulisan itu tidak terencana dengan
baik, tetapi terpenggal-penggal dan tambal sulam. Akhirnya menghilangkan
kenikmatan pembaca, dan bahkan tujuan tulisan dapat menjadi tidak tercapai.
- Kalimat harus hidup
Menghidupkan tulisan itu penting, agar pembaca tidak cepat letih dan
bosan membaca tulisam tersebut. Bila suatu tulisan dibuat dengan menggunakan
pola atau gaya yang sama terus-menerus, walaupun naik, namun akan dirasakan
tidak enak karena adanya monotonitas. Sesuatu yang monoton, yang selalu sama
dalam waktu yang panjang, akan memancing kejenuhan dan kebosanan. Artinya,
kalimat-kalimat yang digunakan adalah kalimat-kalimat yang bervariasi. Ada
variasi tentang:
a. Pilihan kata
b. Urutan kata dalam
kalimat
c. Bentuk kalimat
d. Gaya bahasa
e. Perumpamaan dan
perbandingan
f. Panjang pendek kalimat
g. Tidak ada unsur yang
tidak berfungsi.
Artinya, setiap kata yang digunakan ada fungsinya. Setiap kalimat yang
digunakan dalam paragraf mempunyai fungsi tertentu. Jangan ada bagian yang
tidak ada fungsi dimunculkan di dalam kalimat. Misalnya: “Kepada para penonton
diharap diam.” Kata “kepada” di sini tidak mempunyai fungsi apa-apa, malahan
dapat merusak kalimat, sehingga mengaburkan subjek kalimat
Sedangakan menurut Finoza mengatakan bahwa Kalimat efektif mempunyai
ciri–ciri yaitu:
- Kesatuan
Kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat,
dengan satu ide pokok pokok boleh panjang atau pendek, menggabungkan lebih dari
satu kesatuan,bahkan dapat mempertentangkan satu dengan yang lainya,asalkan ide
atau gagasan kalimatnya tunggal. Penutur tidak boleh menggabungkan dua kesatuan
yang tidak mempunyai hubungan sama sekali kedalam sebuah kalimat
- Kepaduan
Kepaduan adalah hubungan yang padu antara usur-unsur pembentuk kalimat
yang termasuk pembentuk kalimat yang termasuk adalah frasa, klausa, sert tanda
basa yang membentuk S-P-O–pel.ket. dalam kalimat
- Kesejajaran
Kesejajaran adalah terdapatnya unsur- unsur yang sama derajatnya, sama
pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai didalam kalimat
- Pemfokusan
Pemfokusan ialah suatu perlakuan khusus menonjolkan bagian kalimat
sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan, cara yang
dipakai untuk memberi perlakuan khusus pada kata-kata tertentu ada beberapa
yaitu : 1) dengan meletakan kata yang ditonjolka itu di awal kalimat 2) dengan
melakukan pengulangan kata (repetisi) 3) dengan melakukan pengontrasan kata
kunci dan 4) dengan menggunakan partikel / penegas
- Penghematan
Penghematan adalah menghindari penukaran kata yang tidak perlu.[7]
C. Unsur-unsur Kalimat
Efektif
Unsur-unsur kalimat efektif menurut Yanti ada tujuh ciri-ciri yang
menandakan sebuah kalimat efektif. Tujuh ciri tersebut adalah: kesepadanan struktur,
kepararelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran,
kepaduan gagasan, kelogisan bahasa.[8]
Menurut Widjono ada sembilan ciri kalimat dikatan efektif bila memenuhi
syarat: memiliki kesatuan, keutuhan, kelogisan, keepadanan makna dan struktur,
kesejajaran bentuk kata, kefokusan pikiran, kehematan penggunaan unsur kalimat,
kecermatan dan kesatuan, keberfariasian kata.[9] Pendapat
yang sama juga dikemukakan oleh Arifin, bahwa kalimat efektif memiliki
ciri-ciri: Adanya kesepadanan struktur, kepararelan, ketegasan, kehematan,
kecermatan, kepaduan, dan kelogisan.[10]
Dari beberapa pendapat tersebut pada dasarnya memiliki kesamaan bahawa
dalam kalimat efektif terkait dalam unsur pemakaian kata dan makna dalam
penyampian ide/gagasan seseorang.
Indikator kalimat efektif Menurut Wijayanti ada 11 indikator kalimat
dikatakan efektif. Sebagai berikut:
a. Kesatuan gagasan
Kalimat efektif hanya mengandung satu gagasan. Baik didalam kalimat
maupun di dalam paragraf syarat yang harus dipeneuhi adalah adanya kesatuan
gagasan. Kesatuan gagasan ini akan memiliki arti bahwa di dalam sebuah kalimat
hanya ada satu ide/gagasan.
b. Kesepadanan
Kesepadanan adalah keseimbangan pikiran (gagasan) dengan struktur
kalimat. Untuk menghasilkan kalimat yang mengandung kesepadanan, perlu
diperhatikan halhal berikut:
1. Kalimat memiliki subjek
dan predikat yang jelas.
Dengan adanya Subjek dan Predikat yang jelas akan memberikan kejelasan
pula dalam penyampaian ide/pesan dari kalimat tersebut. Apa atau siapa dalam
sebuah kalimat memberikan kejelasan dalam kalimat tersebut.
2. Kata depan tidak berada
di depan subjek.
Ketepatan penggunaan konjungsi (termasuk intra-kalimat) dalam sebuah
kalimat memiliki peran penting dalam mendukung kejelasan gagasan dalam sebuah kalimat.
3. Subjek tidak ganda.
Subjek yang ganda dalam sebuah kalimat dapat menimbulkan pemahaman yang
ganda/lebih dari satu (ambigu). Oleh karena itu, dalam kalimat efektif subjek
harus memiliki satu makna yang jelas agar tidak menimbulkan kealahan pemahaman
yang berbeda.
c. Keparalelan
(kesejajaran)
Keparalelan adalah kesamaan bentuk atau makna yang digunakan dalam kalimat.
Contoh:
Atika memetiki setangkai bunga. (tidak paralel makna). Kalimat tersebut
tidak memiliki kepararelan bentuk karena bila digunakan kata memetiki berarti
bukang hanya setangkai namun memiliki makna jamak, seharusnya memetik.
d.
Kehematan
Kalimat efektif bercirikan tidak menggunakan kata-kata yang tidak
diperlukan. Cara untuk menghemat kata adalah dengan tidak mengulang subjek,
tidak memakai bentuk superordinate , tidak menggunakan kata bersinonim, dan tidak
menjamakkan kata-kata yang sudah menggunakan bentuk jamak.
Contoh:
Belajar adalah merupakan tanggung jawab mahasiswa. Pemakaian kata adalah
merupakan memiliki makna yang sama.
e. Kelogisan
Kalimat dikatakan efektif jika dapat diterima oleh akal sehat.
Contoh:
Waktu dan tempat kami persilakan. (tidak logis). Pemakaian kata
dipersilakan tidak tepat/tidak logis karena yang dapat dipersilakan adalah
orang. Maka kalimat tersebut akan menjadi efektif apabila kata tersebut diganti
menjadi waktu dan tempat kami serahkan atau kami berikan.
f.
Kecermatan
Kalimat efektif ditulis secara cermat, tepat dalam diksi sehingga tidak menimbulkan
tafsir ganda. Penempatan unsur-unsur kalimat yang tepat akan membantu pembaca
untuk memahami makna kalimat secara jelas tanpa menimbulkan tafsir ganda.
Contoh :
1. Mahasiswa perguruan
tinggi yang terkenal itu menjadi Putri Indonesia tahun ini. (tidak cermat)
2. Mahasiswa yang berasal
dari perguruan tinggi yang terkenal itu menjadi Putri Indonesia tahun ini.
(cermat)
g.
Kebervariasian
Ciri kalimat efektif yang lain adalah tidak monoton. Kalimat sebaiknya bervariasi
dengan memanfaatkan jenis-jenis kalimat yang ada dalam bahasa Indonesia.
h.
Ketegasan
Ketegasan dapat
dinyatakan dengan memberi penonjolan atau penekanan pada ide pokok kalimat.
Ketegasan dalam kalimat efektif ini menjadi penting karena hal yang ditonjolkan
tersebut merupakan ide dari gagasan dalam kalimat tersebut.
i.
Ketepatan
Diksi yang
digunakan perlu dipilih secara tepat dan cermat sehingga dapat mewakili tujuan,
maksud, atau pesan. Pemakain kata yang memiliki makana ganda, kata yang
berhomonim, homofon, homograf juga akan memiliki pengaruh dalam kalimat
tersebut.
j.
Kebenaran struktur
Kalimat efektif
mengandung kebenaran struktur bahasa Indonesia, artinya unsur-unsur yang digunakan
dalam kalimat tidak memakai unsurunsur asing atau daerah. Sebagai contoh,
pemakaian unsur bahasa Inggris which, where tidak benar
jika disepadankan dengan konjungsi dimana,
di mana, atau yang mana dalam bahasa
Indonesia. Penggunaan kata-kata tersebut perlu dihindari. Begitu pula unsur
bahasa daerah sebaiknya tidak dipakai dalam tulisan.
Contoh:
1.
Masyarakat
hukum adalah sekelompok orang-orang yang berdiam dalam suatu wilayah tertentu dimana di dalam kelompok
tersebut berlaku serangkaian peraturan sebagai pedoman tingkah laku. (salah).
2.
Masyarakat
hukum adalah sekelompok orang yang berdiam dalam suatu wilayah yang menganut
serangkaian peraturan sebagai pedoman tingkah laku. (benar)
k.
Keringkasan
Dalam menulis
ditemukan pemakaian kata dan kelompok kata yang sebenarnya memiliki makna yang
sama. Dalam hal ini kelompok kata merupakan bentuk panjang, sedangkan kata
merupakan bentuk ringkas/pendek.
Contoh:
1.
Kami mengadakan
penelitian anak jalanan di Jakarta. (bentuk panjang)
2.
Kami meneliti
anak jalanan di Jakarta. (bentuk ringkas)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif
a.
Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan,
yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan
dengan suara naik turun, dank eras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan
intonasi akhir. Kalau dilihat dari hal predikat, kalimat-kalimat dalam bahasa
Indonesia ada dua macam, yaitu:
1) Kalimat-kalimat yang
berpredikat kata kerja
2) Kalimat-kalimat yang
berpredikat bukan kata kerja.
b. Pengertian Kalimat
Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memperlihatkan bahwa proses
peyampaian oleh pembicara atau penulis dan proses penerimaan oleh pendengar
atau pembaca berlangsung dengan sempurna sehingga isi atau maksud yang
disampaikan oleh pembicara atau penulis tergambar lengkap dalam fikiran
pendengar atau pembaca.
2. Ciri–ciri Kalimat
Efektif
Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Sesuai dengan tuntutan
bahasa baku
b. Jelas. Artinya, kalimat
itu mudah ditangkap maksudnya
c. Ringkas atau lugas.
d. Adanya hubungan yang
baik (koherensi) antara satu kalimat dengan kalimat yang lain, antara satu
paragraf dan paragraf yang lain.
e. Kalimat harus hidup
3. Unsur-unsur Kalimat
Efektif
Indikator kalimat efektif Menurut Wijayanti ada 11 indikator kalimat
dikatakan efektif. Sebagai berikut:
a. Kesatuan gagasan
b. Kesepadanan
c. Keparalelan
(kesejajaran)
d. Kehematan
e. Kelogisan
f. Kecermatan
g. Kebervariasian
h. Ketegasan
i. Ketepatan
j. Kebenaran struktur
k. Keringkasan
B.
Saran
Di dalam
pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan baik dari segi isi maupun
penulisan, untuk itu diharapkan kepada pembaca untuk dapat memberikan berupa
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Lukman dkk, Petunjuk
Praktis Berbahassa Indonesia, Jakarta Pusat pembinaan dan Pengembangan
Bahasa 1991
Finoza
Lamuddin, Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta Diksi Insan Mulia 2002
Mustakim. Membina
Kemampuan Berbahasa: Panduan ke Arah KemahiranBerbahasa, Jakarta Gramedia
1994
Rahayu, Tanya Jawab
Manajemen Pemasaran Kontemporer, Jakarta Penerbit Havarindo 2007
Semi M. Atar, Menulis
Efektif, Padang:
Angkasa Raya 1990
Tasai Amraan dan Arifin Zaenal,
Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta Akademika Pressindo, 2004
Yanti Prima
Gusti, Bahasa Indoneia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta Unversitas Hamka
2007 Widjono H.S., Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi, Jakarta PT Gramedia 2008
[1] Amraan Tasai
dan Zaenal Arifin, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta: Akademika Pressindo,
2004), hlm. 58-59.
[2] Mustakim. Membina Kemampuan Berbahasa: Panduan ke Arah
KemahiranBerbahasa, (Jakarta: Gramedia, 1994), hlm. 65.
[3] Lukman Ali dkk, Petunjuk
Praktis Berbahassa Indonesia, (Jakarta: Pusat pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, 1991), hlm. 39.
[4] Rahayu, Tanya Jawab
Manajemen Pemasaran Kontemporer. (Jakarta: Penerbit Havarindo, 2007), hlm.
98.
[8] Prima Gusti Yanti, Bahasa Indoneia untuk
Perguruan Tinggi. (Jakarta: Unversitas Hamka, 2007), hlm. 24.
[9] H.S.Widjono, Bahasa Indonesia Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. (Jakarta: PT Gramedia,
2008), hlm. 160.
No comments:
Post a Comment