Monday, March 4, 2019

MAKALAH KALIMAT EFEKTIF


KALIMAT EFEKTIF

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang Diampu oleh Bapak Moh. Faridi, M.PD.





 






Oleh:

Nurul Ucik Nurhidayah (31)
Qorina Diana Farda (32)
Riatus Shalihah (33)
Risalatin Karisma (34)
Siti Nurrahmah (35)
           

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH 
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA


2018





KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penulis panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia dengan Kalimat Efektif.
            Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada jungjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabat-Nya yang telah menyelamatkan kita dari alam jahiliyah menuju ke alam yang penuh barokah ini.
Penulis menyadari betul bahwa sebagai penulis tidak luput dari kesalahan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya kontruktif untuk kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.



DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C.     Tujuan Masalah......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif................................................... 2
B.     Ciri–ciri Kalimat Efektif........................................................................... 4
C.     Unsur-unsur Kalimat Efektif..................................................................... 8
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................................ 12
B.     Saran.......................................................................................................... 12
DAFTAR RUJUKAN........................................................................................ 13

























BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Bahasa adalah alat untuk bekomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota mansyarakat  lain pemakai bahasa itu. Bahsa itu berisi pikiran, keinginan , atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahsa yang digunakan itu hendaknya dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengan atau pembaca.kalimat yang dapat mencapai sasarannya dengan baik disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah.
B.       Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif ?
2.      Bagaimana Ciri–ciri Kalimat Efektif ?
3.      Apa Unsur-unsur Kalimat Efektif ?
C.      Tujuan masalah
1.      Untuk mengetahui Pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif
2.      Untuk mengetahui Ciri–ciri Kalimat Efektif
3.      Untuk mengetahui Unsur-unsur Kalimat Efektif


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif
1.    Pengertian Kalimat
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Kalau tidak memiliki unsure subjek dan unsure predikat, pernyataan itu bukanlah kalimat. Deretan kata yang seperti itu hanya dapat disebut sebagai frasa. Inilah yang membedakan kalimat dengan frasa.
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dank eras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!). Kalau dilihat dari hal predikat, kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia ada dua macam, yaitu:
a.    Kalimat-kalimat yang berpredikat kata kerja
b.    Kalimat-kalimat yang berpredikat bukan kata kerja.
Akan tetapi, dalam pemakaian sehari-hari kalimat yang berpredikat kata kerja lebih besar jumlahnya daripada yang berpredikat bukan kata kerja. Hal ini membantu kita dengan mudah untuk menentukan sebuah kalimat. Oleh sebab itu, kalau ada kata kerja dalam suatu untaian kalimat, kata kerja itu dicadangkan sebagai predikat dalam kalimat itu.
Contoh: Tugas itu dikerjakan oleh para mahasiswa
Kata kerja dalam kalimat ini ialah dikerjakan. Kata dikerjakan adalah predikat dalam kalimat ini. Setelah ditemukan predikat dalam kalimat itu, subjek dapat ditemukan dengan cara bertanya menggunakan predikat sebagai berikut:
Apa yang dikerjakan oleh para mahasiswa?
Jawaban pertanyaan itu ialah tugas itu. Kata tugas itu merupakan subjek kalimat. Kalau tidak ada kata yang dapat dijadikan jawaban pertanyaan itu, hal itu berarti bahwa subjek tidak ada. Dengan demikian, pernyataan dalam bentuk deretan kata-kata itu bukanlah kalimat.[1]
2.    Kalimat Efektif
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.[2]
Kalimat efektif adalah kalimat yang memperlihatkan bahwa proses peyampaian oleh pembicara atau penulis dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung dengan sempurna sehingga isi atau maksud yang disampaikan oleh pembicara atau penulis tergambar lengkap dalam fikiran pendengar atau pembaca. Pesan yang diterima oleh pendengar atau pembaca atau penulis.[3]
Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :
1.    Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca.[4]
2.    Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara tepat.
3.    Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca.
4.    Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca.
5.    Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta di artikan.
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Kalimat efektif merupakan kunci penentu yang menjembatani efektifitas bahasa. Secara umum kalimat efektif adalah struktur hasil gabungan kata-kata yang secara sadar direncanakan mencapai tujuan komunikasi seprima mungin.
Pada intinya, kalimat efektif tidak akan menimbulkan salah faham atau perbedaan pengertian antara pembicara atau penuis atau pendengar atau pembaca. Oleh karena itu kalimat efektif harus dapat mengungkapkan gagasan pembicara atau penulis secara tepat.

B.       Ciri–ciri Kalimat Efektif
Baik tidaknya atau menarik tidaknya sebuah tulisan tidak hanya disebabkan oleh masalah yang disajikan, tetapi lebih dari itu, adalah disebabkan oleh kemampuan penulis menyajikan masalah tersebut kepada pembaca. Bahkan dapat dikatakan, faktor penyajian ini amat menentukan berhasil tidaknya sebuah tulisan. Faktor penyajian ini terdiri dari bagaimana gagasan tersebut didata dan diorganisasikan, dan bagaimana pemanfaatan perangkat kebahasaan oleh penulis. Didalam masalah perangkat kebahasaan ini, tercakup dua hal pokok, yakni ejaan dan kalimat efektif.
Perkenalan pembaca dengan tulisan adalah dengan kalimat yang dipergunakan. Bila pembaca menemukan kalimat-kalimat yang ruwet tanpa daya tarik, dan membosankan, dengan cepat dan pasti pembaca berhenti membaca. Tetapi sebaliknya, bila kalimat-kalimat yang digunakan penulis merupakan kalimat yang lugas, lancar, dan dengan pilihan kata yang tepat, jelas akan memancing selera pembaca untuk dengan tekun melihat tulisan tersebut. Jadi, daya tarik sebuah tulisan berada sepenuhnya pada kalimat yang digunakan, apalagi bila ditambah oleh isinya yang menarik serta cara mengorganisasikan gagasan yang baik pula.
Pada dasarnya setiap gagasan yang dimiliki seseorang dituangkan kedalam bentuk kalimat. Kalimat yang menampung gagasan itu haruslah kalimat yang memenuhi syarat gramatikal. Tetapi syarat gramatikal itu saja belumlah cukup, karena kalimat yang gramatikal itu belum tentu mampu menampung gagasan dan mengkomunikasikan gagasan itu kepada khalayak yang berupa pendengar atau pembaca. Oleh sebab itu diperlukan persyaratan lain, yaitu persyaratan efektivitas.[5]
Mengapa diperlukan persyaratan efektivitas itu? Tidak lain, karena kalimat itu terlibat dalam proses penyampaian dan penerimaan. Apa yang disampaikan dan apa yang diterima itu mungkin berupa ide, gagasan, pesan, pengertian, informasi, atau peristiwa dalam bentuk yang kompleks, yang kadang-kadang tidak hanya beban pikiran tetapi juga perasaan dan suasana. Oleh sebab itu, diperlukan pemakaian kalimat yang efektif. Artinya, kalimat itu harus memenuhi sasaran, mampu menimbulkan pengaruh, meninggalkan kesan, atau menerbitkan selera baca.
Kecuali tulisan yang berbentuk karya sastra, maka semua tulisan harus menggunakan kalimat efektif. Kalau tidak, tulisan tersebut akan menjadi tulisan yang tidak akurat, jelas, dan singkat. Bila suatu tulisan itu tidak akurat, jelas, dan singkat maka syarat pokok tulisan yang baik sudah tidak dimilikinya lagi.[6] Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Sesuai dengan tuntutan bahasa baku
Artinya, kalimat itu ditulis dengan memperhatikan cara pemakaian ejaan yang tepat, menggunakan kata atau istilah yang baku atau sudah umum digunakan, sesuai dengan kaidah tata bahasa, dan lain-lain;
  1. Jelas. Artinya, kalimat itu mudah ditangkap maksudnya
Maksud yang diterima pembaca sama dengan maksud yang dikandung oleh penulis. Lawannya, adalah kalimat yang membingungkan, yang maksudnya sukar ditangkap. Hal ini sering terjadi disebabkan oleh penggunaan kalimat yang tidak lengkap, penggunaan unsur penjelas yang tidak pada tempatnya, pemakaian tanda baca yang keliru, pemilihan kata yang tidak tepat untuk mendukung gagasan, dan pencampuran anak kalimat yang tidak sejajar
  1. Ringkas atau lugas.
Artinya, kalimat itu tidak berbelit-belit. Dengan menggunakan kata-kata yang sedikit dapat mengungkapkan banyak gagasan. Dengan kata lain, menulis itu bukan untuk mengumbar kata-kata., melainkan untuk menyampaikan gagasan secara efektif dan ekonomis dengan menggunakan bahasa tulis. Menggunakan kata-kata yang boros dapat memancing kesan bahwa penulis bukan hendak menyampaikan ide atau gagasan, tetapi untuk bertele-tele dan menghabiskan waktu pembaca.
  1. Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan kalimat yang lain, antara satu paragraf dan paragraf yang lain.
Artinya, kalimat-kalimat yang digunakan memperlihatkan suatu kesatuan dengan yang lain. Kesatuan ini tentu ada hubungannya dengan kesatuan ide atau gagasan. Bila suatu tulisan terdiri dari kalimat-kalimat yang satu sama lain tidak terkait secara baik, baik berupa hubungan struktural maupun hubungan semantis, maka akan memancing kesan bahwa tulisan itu tidak terencana dengan baik, tetapi terpenggal-penggal dan tambal sulam. Akhirnya menghilangkan kenikmatan pembaca, dan bahkan tujuan tulisan dapat menjadi tidak tercapai.
  1. Kalimat harus hidup
Menghidupkan tulisan itu penting, agar pembaca tidak cepat letih dan bosan membaca tulisam tersebut. Bila suatu tulisan dibuat dengan menggunakan pola atau gaya yang sama terus-menerus, walaupun naik, namun akan dirasakan tidak enak karena adanya monotonitas. Sesuatu yang monoton, yang selalu sama dalam waktu yang panjang, akan memancing kejenuhan dan kebosanan. Artinya, kalimat-kalimat yang digunakan adalah kalimat-kalimat yang bervariasi. Ada variasi tentang:
a.    Pilihan kata
b.    Urutan kata dalam kalimat
c.    Bentuk kalimat
d.   Gaya bahasa
e.    Perumpamaan dan perbandingan
f.     Panjang pendek kalimat
g.    Tidak ada unsur yang tidak berfungsi.
Artinya, setiap kata yang digunakan ada fungsinya. Setiap kalimat yang digunakan dalam paragraf mempunyai fungsi tertentu. Jangan ada bagian yang tidak ada fungsi dimunculkan di dalam kalimat. Misalnya: “Kepada para penonton diharap diam.” Kata “kepada” di sini tidak mempunyai fungsi apa-apa, malahan dapat merusak kalimat, sehingga mengaburkan subjek kalimat
Sedangakan menurut Finoza mengatakan bahwa Kalimat efektif mempunyai ciri–ciri yaitu:
  1. Kesatuan
Kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam  sebuah kalimat, dengan satu ide pokok pokok boleh panjang atau pendek, menggabungkan lebih dari satu kesatuan,bahkan dapat mempertentangkan satu dengan yang lainya,asalkan ide atau gagasan kalimatnya tunggal. Penutur tidak boleh menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan sama sekali kedalam sebuah kalimat
  1. Kepaduan
Kepaduan adalah hubungan yang padu antara usur-unsur pembentuk kalimat yang termasuk pembentuk kalimat yang termasuk adalah frasa, klausa, sert tanda basa yang membentuk S-P-O–pel.ket. dalam kalimat
  1. Kesejajaran
Kesejajaran adalah terdapatnya unsur- unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai didalam kalimat
  1. Pemfokusan
Pemfokusan ialah  suatu perlakuan khusus menonjolkan bagian kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan, cara yang dipakai untuk memberi perlakuan khusus pada kata-kata tertentu ada beberapa yaitu : 1) dengan meletakan kata yang ditonjolka itu di awal kalimat 2) dengan melakukan pengulangan kata (repetisi) 3) dengan melakukan pengontrasan kata kunci dan 4) dengan menggunakan partikel / penegas
  1. Penghematan
Penghematan adalah menghindari penukaran kata yang  tidak perlu.[7]

C.      Unsur-unsur Kalimat Efektif
Unsur-unsur kalimat efektif menurut Yanti ada tujuh ciri-ciri yang menandakan sebuah kalimat efektif. Tujuh ciri tersebut adalah: kesepadanan struktur, kepararelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, kelogisan bahasa.[8]
Menurut Widjono ada sembilan ciri kalimat dikatan efektif bila memenuhi syarat: memiliki kesatuan, keutuhan, kelogisan, keepadanan makna dan struktur, kesejajaran bentuk kata, kefokusan pikiran, kehematan penggunaan unsur kalimat, kecermatan dan kesatuan, keberfariasian kata.[9] Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Arifin, bahwa kalimat efektif memiliki ciri-ciri: Adanya kesepadanan struktur, kepararelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan kelogisan.[10]
Dari beberapa pendapat tersebut pada dasarnya memiliki kesamaan bahawa dalam kalimat efektif terkait dalam unsur pemakaian kata dan makna dalam penyampian ide/gagasan seseorang.
Indikator kalimat efektif Menurut Wijayanti ada 11 indikator kalimat dikatakan efektif. Sebagai berikut:
a.     Kesatuan gagasan
Kalimat efektif hanya mengandung satu gagasan. Baik didalam kalimat maupun di dalam paragraf syarat yang harus dipeneuhi adalah adanya kesatuan gagasan. Kesatuan gagasan ini akan memiliki arti bahwa di dalam sebuah kalimat hanya ada satu ide/gagasan.
b.    Kesepadanan
Kesepadanan adalah keseimbangan pikiran (gagasan) dengan struktur kalimat. Untuk menghasilkan kalimat yang mengandung kesepadanan, perlu diperhatikan halhal berikut:
1.    Kalimat memiliki subjek dan predikat yang jelas.
Dengan adanya Subjek dan Predikat yang jelas akan memberikan kejelasan pula dalam penyampaian ide/pesan dari kalimat tersebut. Apa atau siapa dalam sebuah kalimat memberikan kejelasan dalam kalimat tersebut.
2.    Kata depan tidak berada di depan subjek.
Ketepatan penggunaan konjungsi (termasuk intra-kalimat) dalam sebuah kalimat memiliki peran penting dalam mendukung kejelasan gagasan dalam sebuah kalimat.
3.    Subjek tidak ganda.
Subjek yang ganda dalam sebuah kalimat dapat menimbulkan pemahaman yang ganda/lebih dari satu (ambigu). Oleh karena itu, dalam kalimat efektif subjek harus memiliki satu makna yang jelas agar tidak menimbulkan kealahan pemahaman yang berbeda.
c.     Keparalelan (kesejajaran)
Keparalelan adalah kesamaan bentuk atau makna yang digunakan dalam kalimat.
Contoh:
Atika memetiki setangkai bunga. (tidak paralel makna). Kalimat tersebut tidak memiliki kepararelan bentuk karena bila digunakan kata memetiki berarti bukang hanya setangkai namun memiliki makna jamak, seharusnya memetik.
d.    Kehematan
Kalimat efektif bercirikan tidak menggunakan kata-kata yang tidak diperlukan. Cara untuk menghemat kata adalah dengan tidak mengulang subjek, tidak memakai bentuk superordinate , tidak menggunakan kata bersinonim, dan tidak menjamakkan kata-kata yang sudah menggunakan bentuk jamak.
Contoh:
Belajar adalah merupakan tanggung jawab mahasiswa. Pemakaian kata adalah merupakan memiliki makna yang sama.
e.     Kelogisan
Kalimat dikatakan efektif jika dapat diterima oleh akal sehat.
Contoh:
Waktu dan tempat kami persilakan. (tidak logis). Pemakaian kata dipersilakan tidak tepat/tidak logis karena yang dapat dipersilakan adalah orang. Maka kalimat tersebut akan menjadi efektif apabila kata tersebut diganti menjadi waktu dan tempat kami serahkan atau kami berikan.
f.     Kecermatan
Kalimat efektif ditulis secara cermat, tepat dalam diksi sehingga tidak menimbulkan tafsir ganda. Penempatan unsur-unsur kalimat yang tepat akan membantu pembaca untuk memahami makna kalimat secara jelas tanpa menimbulkan tafsir ganda.
Contoh :
1.      Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menjadi Putri Indonesia tahun ini. (tidak cermat)
2.      Mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi yang terkenal itu menjadi Putri Indonesia tahun ini. (cermat)
g.    Kebervariasian
Ciri kalimat efektif yang lain adalah tidak monoton. Kalimat sebaiknya bervariasi dengan memanfaatkan jenis-jenis kalimat yang ada dalam bahasa Indonesia.
h.    Ketegasan
Ketegasan dapat dinyatakan dengan memberi penonjolan atau penekanan pada ide pokok kalimat. Ketegasan dalam kalimat efektif ini menjadi penting karena hal yang ditonjolkan tersebut merupakan ide dari gagasan dalam kalimat tersebut.
i.      Ketepatan
Diksi yang digunakan perlu dipilih secara tepat dan cermat sehingga dapat mewakili tujuan, maksud, atau pesan. Pemakain kata yang memiliki makana ganda, kata yang berhomonim, homofon, homograf juga akan memiliki pengaruh dalam kalimat tersebut.
j.      Kebenaran struktur
Kalimat efektif mengandung kebenaran struktur bahasa Indonesia, artinya unsur-unsur yang digunakan dalam kalimat tidak memakai unsurunsur asing atau daerah. Sebagai contoh, pemakaian unsur bahasa Inggris which, where tidak benar jika disepadankan dengan konjungsi dimana, di mana, atau yang mana dalam bahasa Indonesia. Penggunaan kata-kata tersebut perlu dihindari. Begitu pula unsur bahasa daerah sebaiknya tidak dipakai dalam tulisan.
Contoh:
1.      Masyarakat hukum adalah sekelompok orang-orang yang berdiam dalam suatu wilayah tertentu dimana di dalam kelompok tersebut berlaku serangkaian peraturan sebagai pedoman tingkah laku. (salah).
2.      Masyarakat hukum adalah sekelompok orang yang berdiam dalam suatu wilayah yang menganut serangkaian peraturan sebagai pedoman tingkah laku. (benar)
k.    Keringkasan
Dalam menulis ditemukan pemakaian kata dan kelompok kata yang sebenarnya memiliki makna yang sama. Dalam hal ini kelompok kata merupakan bentuk panjang, sedangkan kata merupakan bentuk ringkas/pendek.
Contoh:
1.      Kami mengadakan penelitian anak jalanan di Jakarta. (bentuk panjang)
2.      Kami meneliti anak jalanan di Jakarta. (bentuk ringkas)




BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.      Pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif
a.      Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dank eras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Kalau dilihat dari hal predikat, kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia ada dua macam, yaitu:
1)      Kalimat-kalimat yang berpredikat kata kerja
2)      Kalimat-kalimat yang berpredikat bukan kata kerja.
b.      Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memperlihatkan bahwa proses peyampaian oleh pembicara atau penulis dan proses penerimaan oleh pendengar atau pembaca berlangsung dengan sempurna sehingga isi atau maksud yang disampaikan oleh pembicara atau penulis tergambar lengkap dalam fikiran pendengar atau pembaca.
2.      Ciri–ciri Kalimat Efektif
Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.    Sesuai dengan tuntutan bahasa baku
b.    Jelas. Artinya, kalimat itu mudah ditangkap maksudnya
c.    Ringkas atau lugas.
d.   Adanya hubungan yang baik (koherensi) antara satu kalimat dengan kalimat yang lain, antara satu paragraf dan paragraf yang lain.
e.    Kalimat harus hidup
3.      Unsur-unsur Kalimat Efektif
Indikator kalimat efektif Menurut Wijayanti ada 11 indikator kalimat dikatakan efektif. Sebagai berikut:
a.    Kesatuan gagasan
b.    Kesepadanan
c.    Keparalelan (kesejajaran)
d.   Kehematan
e.    Kelogisan
f.     Kecermatan
g.    Kebervariasian
h.    Ketegasan
i.      Ketepatan
j.      Kebenaran struktur
k.    Keringkasan
B.  Saran
Di dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan baik dari segi isi maupun penulisan, untuk itu diharapkan kepada pembaca untuk dapat memberikan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.













 
DAFTAR PUSTAKA


Ali Lukman dkk, Petunjuk Praktis Berbahassa Indonesia, Jakarta Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa 1991
Finoza Lamuddin, Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta Diksi Insan Mulia 2002
Mustakim. Membina Kemampuan Berbahasa: Panduan ke Arah KemahiranBerbahasa, Jakarta Gramedia 1994
Rahayu, Tanya Jawab Manajemen Pemasaran Kontemporer, Jakarta Penerbit Havarindo 2007
Semi M. Atar, Menulis Efektif, Padang: Angkasa Raya 1990
Tasai Amraan dan Arifin Zaenal, Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta Akademika Pressindo, 2004
Yanti Prima Gusti, Bahasa Indoneia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta Unversitas Hamka 2007 Widjono H.S., Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, Jakarta PT Gramedia 2008


[1] Amraan Tasai dan Zaenal Arifin, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta: Akademika Pressindo, 2004), hlm. 58-59.
[2] Mustakim. Membina Kemampuan Berbahasa: Panduan ke Arah KemahiranBerbahasa, (Jakarta: Gramedia, 1994), hlm. 65.
[3] Lukman Ali dkk, Petunjuk Praktis Berbahassa Indonesia, (Jakarta: Pusat pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1991), hlm. 39.
[4] Rahayu, Tanya Jawab Manajemen Pemasaran Kontemporer. (Jakarta: Penerbit Havarindo, 2007), hlm. 98.
[5] M. Atar Semi, Menulis Efektif. (Padang: Angkasa Raya, 1990), hlm. 142.
[6] Ibid.
[7] Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia. (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2002), hlm. 67.
[8] Prima Gusti Yanti, Bahasa Indoneia untuk Perguruan Tinggi. (Jakarta: Unversitas Hamka, 2007), hlm. 24.
[9] H.S.Widjono, Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. (Jakarta: PT Gramedia, 2008), hlm. 160.
[10] Amraan Tasai dan Zaenal Arifin, Cermat Berbahasa Indonesia, hlm. 65.





















No comments:

Post a Comment