Friday, March 8, 2019

TANTANGAN PESANTREN DALAM ERA GLOBALISAI

TANTANGAN PESANTREN DALAM ERA GLOBALISAI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Isu-Isu Kontemporer Pendidikan Islam
Yang Dibina Oleh: Ibu Halimatus Sa`diyah, S, Pd, I. M, Pd, I



Oleh,

Muhammad Mahmudi
18201201010159





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI 




KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.Wr.Wb
     Puji syukur saya (penyusun) panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat-Nya yang berlimpah, kami dapat menyusun makalah ini dengan baik sesuai dengan kemampuan kami. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Untuk selanjutnya kami mengharapkan semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi kami sendiri dan juga mahasiswa yang sedang menempuh materi ini. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik agar makalah ini mendekati sempurna, kami sadar bahwa kesempurnaan hanya milik NYA. Akhir kata, semoga makalah yang kami susun ini berguna bagi kita semua. Amin-amin yarabbal ‘alamin.
Wassalamualaikum.Wr.Wb






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................i
DAFTAR  ISI .............................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang .........................................................2
Rumusan Masalah ...................................................2
Tujuan ......................................................................3

BAB II PEMBAHASAN 
Pengertian Pesantren Salaf Dan Modern ..........7
keunggulan dan kelemahan dari pesantren sala................................................................................8
keunggulan dan kelemahan dari pesantren modern .......................................................................9
tantangan pesantern salaf dan modern di era globalisasi .................................................................10
sikap pesantren salaf dan modern dalam menghadapi tantangan tersebut ........................14

BAB III PENUTUP 
Kesimpula...................................................................16

DAFTAR PUSTAKA






BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia pada dewasa ini telah banyak mengalami perkembangan diberbagai bidang, yang mana bidang pendidikan juga termasuk di dalamnya. Perkembangan dalam dunia pendidikan begitu banyak terjadi, dari system hingga metode bahkan kurikulum pun ikut mengalami perkembangan yang begitu pesat. Dari mulai menggunakan model KBK, KTSP, CTL, PAIKEM, dan masih ada beberapa metode yang digunakan guna mengubah dan memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia.
Pemerintah saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan inovasi dalam dunia pendidikan kita. Benar, itu merupakankabar gembira bagi rakyat Indonesia, akan tetapi dengan adanya hal-hal demikian pendidikan-pendidikan kuno ataupun model pendidikan lama terutama dalam bidang pendidikan agama khususnya Islam, yang biasa kita kenal dengan istilah pesantren dan lebih khususnya dikenal dengan pesantren salaf, merasa tersaingi dengan munculnya inovasi baru dalam pendidikan di Indonesia.
Sehingga menjadikan mereka para pengelola pesantren juga berpikir tentang bagaimana membuat system pendidikan agama Islam agar tidak terkesan kuno, jadul, dan identik dengan ndeso nya. Dengan adanya hal-hal demikian, maka sekarang telah muncul yang namanya pesantern modern, akibat semakin majunya peradaban bangsa kita ini. Akan tetapi walau telah berusaha menyeimbangkan antara kebutuhan agama dengan mengikuti kemajuan zaman, masih saja kedua lembaga pendidikan Islam ini mengalami atau lebih tepatnya merasa tertantang dengan kemajuan tekhnologi dalam kemajuan zaman dan pendidikan di Negara kita pada khususnya.Akan tetapi tidak semua pesantren kuno mau merubah sistem dalam dunia keislaman mereka. Banyak juga pesantren yang tetap menjaga utuh jati diri dan nilai-nilai kesalafan mereka.
Didunia yang semakin maju ini mereka tetap bersikukuh untuk tidak mengikuti perkembangan zaman dewasa ini. Sehingga dunia pesantren kini terbagi menjadi dua klasifikasi, yakni pesantren salaf dan pesantren modern.Untuk menghadapi dunia modern saat ini lembaga-lembaga tersebut memilki tantangan-tantangan tersendiri untuk menjaga eksistensi mereka dengan tetap mempertahankan visi dan misi dari lembaga-lembaga tersebut.
Untuk mengetahui tantangan-tantangan seperti apa yangakan mereka hadapi dalam dunia pendidikan dewasa ini, penulis akan memaparkannya secara singkat dan semoga dapat menjadi wacana yang membangun paradigma kita dalam dunia pendidikan dan pendidikan Islam pada khusunya.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas dapat kami rumuskan beberapa masalah, dintaranya adalah:

  1. Apa pengertian pesantren salaf dan modern itu
  2. Apa keunggulan dan kelemahan dari pesantren salaf itu?
  3. Apa keunggulan dan kelemahan dari pesantren modern itu?
  4. Apa saja tantangan yang dihadapi oleh pesantern salaf dan modern di era globalisasi?
  5. Bagaimana sikap pesantren salaf dan modern dalam menghadapi tantangan tersebut?


C. Tuju Masalah
1.Unt mengetahui pengertian pesantren salaf dan modern
2.Supa mengetahui keunggulan dan kelemahan dari pesantren salaf
3.Supa mengetahui keunggulan dan kelemahan dari pesantren modern
4.Unt mengetahui tantangan yang dihadapi oleh pesantern salaf dan modern di era globalisasi
5.  Agar mengetahui sikap pesantren salaf dan modern dalam menghadapi tantangan tersebut












BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pesantren Salaf Dan Modern
          1.Pengerti Pesantren
Secara etimologi pesantren berasal dari kata santri yang mendapat awalan pe- dan akhiran -anyang berarti tempat tinggal para santri. Profesor Johns berpendapat bahwa istilah santri berasal dari bahasa Tamil yang artinya guru mengaji.
Sedangkan CC Berg berpendapat bahwa istilah tersebut berasal dari istilah Shastri yang dalam bahasa India yang berarti orang yang tahu buku-buku suci Agama Hindu. Kata Shastri berasal dari kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau ilmu tentang pengetahuan.
Dalam peraturan menteri agama RI mengatakan Pesantren adalah Lembaga pendidikan keagamaan Islam berbasis masyarakat baik sebagai satuan pendidikan dan/atau sebagai wadah penyelenggara pendidikan.
Pesantren juga memiliki dua arti yang dilihat dari segi fisik dan pengertian kultural. Dari segi fisik pesantren merupakan sebuah kompleks pendidikan yang terdiri dari susunan bangunan yang dilengkapi dengan sarana prasarana yang mendukung penyelenggaraan pendidikan.
Sedangkan secara kultural pesantren mencakup pengertian yang lebih luas mulai dari system nilai khas yang secara intrinsik melekat di dalam pola kehidupan komunitas santri, seperti kepatuhan pada kyai sebagai tokoh sentral, sikap ikhlas dan tawadhu, serta tradisi keagamaan yang diwariskan secara turun-temurun.
Ada pula yang mengartikan pesantren dengan arti bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-sehari.
Ketika kita mau menelusuri lebih jauh lagi tentang apa itu sebenarnya pesantren, tentu akan muncul begitu banyak arti dan pendapat tentang pesantren. Secara umum Pesantren Wajib memiliki lima elemen pokok yakni: 1) Kyai, Ustadz, atau sebutan yang lain. 2) Santri. 3) Pondok atau asrama. 4) Pengajaran kitab Islam klasik dan5) Masjid atau Musholla.
Kelima elemen tersebut merupakan ciri khusus yang dimiliki oleh pesantren yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan yang lain. Selain itu ada pula ciri khusus pesantren yakni kepemimpinan yang kharismatik dan suasana keagamaan yang mendalam.Dari sekian pengertian di atas disini penulis mencoba menarik kesimpulan, bahwa pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama Islam tradisional yang mempunyai ciri khusus yang telahmengembangkan diri dan ikut serta dalam pembangunan bangsa serta berperan dalam proses penyebaran agama islam di Indonesia sejak sebelum kemerdekaan hingga saat ini.
Pengertian Pesantren Salafiyah (tradisional)
Pengertian Tradisional menunjukkan bahwa lembaga ini hidup sejak ratusan tahun (300-400 tahun) yang lalu dan telah menjadi bagian yang mendalam dari sistem kehidupan sebagian besar umat Islam Indonesia yang merupakan golongan mayoritas bangsa indonesia dan telah mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan perjalanan umat bukan tradisional dalam arti tetaptanpa mengalami penyesuaian.
Kata salaf atau salafiyyah itu sendiri diambil dari numenklatur Arab salafiyyun untuk sebutan sekelompok umat Islam yang ingin kembali kepada ajaran Al-Quran dan Assunnah sebagaimana praktik kehidupan generasi pertama Islam (Assalafussholeh). Penggunaan kata salaf juga dipakai untuk antonim kata salaf versus kholaf.
Ungkapan ini dipakai untuk membedakan antara ulama salaf (tradisional) dan ulama kholaf (modern). Pesantren salaf pada umumnya dikenal dengan pesantren yang tidak menyelenggarakan pendidikan formal semacam madrasah ataupun sekolah. Kalaulah menyelenggarakan pendidikan keagaman dengan system berkelas kurikulumnya berbeda dari kurikulum, model sekolah ataupun madrasah pada umumnya.
Jadi menurut hemat penulis pesantren salaf yakni pesantren yang melakukan pengajaran terhadap santri-santrinya untuk belajar agama islam secara khusus tanpa mengikutsertakan pendidikan umum didalamnya.
Pengertian Pesantren Khalafiyah (Modern)
Mengenai arti pesantren khalafiyah (modern) adalah pesantren yang mengadopsi sistem madrasah atau sekolah yang memasukkan pelajaran umum dalam kurikulum madrasah yang dikembangkan, atau pesantren yang menyelenggarakan tipe sekolah-sekolah umum seperti; MI/SD, MTs/SMP, MA/SMA/SMK dan bahkan PT dalam lingkungannya.
Dengan demikian pesantren modern merupakan pendidikan pesantren yang diperbaharui atas pesantren salaf, sebagai institusi pendidikan asli Indonesia yang lebih tua dari Indonesia itu sendiri, adalah 'legenda hidup' yang masih eksis hingga hari ini. Sedangkan menurut penulis pesantren modern itu dapat diartikan bahwa pesantren modern adalah pesantren yang berusaha menyeimbangkan pendidikan agama dengan pendidikan umum, metode yang digunakan tidak lagi seperti dulu, materi yang diajarkanpun juga lebih banyak dibanding pesantren salaf.
Selain mengajarkan pendidikan agama islam, pesantren ini juga mengajarkan ilmu-ilmu umum dan juga bahasa-bahasa asing yang dilakukan guna menghadapi perkembangan zaman yang semakin canggih seperti sekarang ini. Dan didirikan pula sekolah-sekolah diberbagai tingkat sebagai saranaprasarana sebagai penunjang dalam sistem pembelajaran mereka.
Keunggulan dan Kelemahan dari Pesantren Salaf
Keunggulan Pesantren Salaf
Keunggulan-keunggulan dari pesantren salaf antara lain adalah sebagai berikut:
Ketakdziman seorang santri terhadap kyainya begitu kental.
Tempat mencetak kader-kader islam yang berakhlakul karimah dan mumpuni terhadap kajian-kajian agama seperti ilmu fiqh, tasawuf ataupun ilmu alat.
Sebagai tempat sentral belajar ilmu agama.
Tempat pendidikan yang tak mengenal strata sosial.
Mengajarkan semangat kehidupan demokrasi, bekerja sama, persaudaraan, persamaan, percaya diri dan keberanian hidup.
Kelemahan Pesantren Salaf
Kelemahan yang dimiliki oleh pesantren salaf pada umumnya antara lain:
Menutup diri akan perubahan zaman, dan bersifat kolot dalam merespon modernisasi.
Lebih menekankan ilmu fiqh, tasawuf dan ilmu alat.
Adanya penurunan kualitas dan kuantitas pesantren salaf.
Penggunaan metode pembelajaran yang masih bersifat tradisional seperti sorogan, bandungan(halaqah), dan wetonan.
Kurangnya penekanan kepada aspek pentingnya membaca dan menulis.
Peran kyai yang dominan dan sumber utama dalam pembelajaran

Keunggulan Dan Kelemahan Pesantren Modern
Keunggulan Pesantren Modern
Adapun keunggulan-keunggulan yang lain dapat dituliskan sebagai berikut:
Adanya perubahan yang signifikan dalam system, metode serta kurikulumnya.
Mau membuka tangan untuk menerima perubahan zaman.
Semangat untuk membantu perkembangan pendidikan di Indonesia tidak hanya dalam pendidikan agama saja.
Dibangunnya madrasah-madrasah bahkan perguruan tinggi guna mengembangkan pendidikan baik agama ataupun umum dalam lingkungan pesantren.
Mampu merubah sikap kekolotan pesantren yang terdahulu menjadi lebih fleksibel.
Perubahan terhadap out putnya yang tidak hanya menjadi seorang guru ngaji,ataupun guru agama di desa. Sekarang merambah ke dalam dunia politik, ekonomi dan beberapa bidang lainnya.
Kelemahan Pesantren Modern
Ketika ada keunggulan tentunya akan ada kekurangan yang hadir mendampinginya. Begitu juga dengan ponpes modern, selain memiliki keunggulan-keunggulan diatas, juga mempunyai kekurangan-kekurangan seperti dibawah ini:
Kurang takdzimnya santri kepada kyai, karenasantri lebih patuh pada peraturan pesantren.
Ketatnya peraturan-peraturan yang dibuat, yang menyebabkan ketidaknyamanan santri dalam belajar.
Ilmu-ilmu agama yang diberikan tidak lagi diberikan secara intensif.
Terdapatnya kecenderungan santri yang semakin kuat untuk mempelajari IPTEK.
Tradisi ngalap berkah kyai sudah tidak lagi menjadi fenomena yang dalam pesantren.
Tantangan Pesantren Salaf Dan Modern Di Eraglobalisasi
Menurut Azyumardi Azra, bahwa globalisasi sebenarnya bukanlah fenomena baru sama sekali bagi masyarakat muslim Indonesia Globalisasi sebenarnya bukanlah fenomena baru sama sekali bagi masyarakat muslim Indonesia. Pembentukan dan perkembangan masyarakat muslim Indonesia bahkan berbarengan dengan datangnya berbagai gelombang global secara konstan dari waktu kewaktu.
Sumber globalisasi itua dalah Timur Tengah, khususnya mula-mula Mekah dan Madinah dan sejak akhir abad ke-l9 dan awal abad ke-20 juga Kairo. Oleh karena itu, seperti bisa diduga, globalisasi ini lebih bersifat regio-intelektual, meski dalam kurun-kurun tertentu juga di warnai oleh semangat region-politik.
Tetapi globalisasi yang berlangsung dan melanda masyarakat muslim Indonesia sekarang ini menampilkan sumber dan watak yang berbeda. Proses globalisasi dewasaini, tidak lagi bersumber dari Timur Tengah melainkan dari Barat yang terus memegang supremasi dan hegemoni dalam berbagai lapangan kehidupan masyarakat dunia umumnya.
Globalisasi yang bersumber dari Barat seperti yang kita saksikan, tampil dengan watak ekonomi politik, dan sains teknologi tentu memiliki dampak positif dan negatif.Adapun tantangan yang dihadapi dunia pesantren di era globalisasi antara lain:
Tantangan dalam penguasaan iptek
Tantangan dari budaya barat
Tantangan globalisasi berupa persaingan bisnis dalam pendidikan
Tantangan dalam bentuk tuduhan miring
Tantangan dalam pengembangan ilmu.

Sikap Pesantren Salaf Dan Modern Dalam Menghadapi Tantangan Arus Globalisasi
Dalam menghadapi tantangan globalisasi yang demikian itu, dunia pesantren sudah memiliki pengalaman yang panjang dan kaya, yang secara singkat dapat dikemukakan sebagai berikut:
Dalam menghadapi kemajuan iptekDalam upaya yang menghadapi yang demikian itu, maka pesantren yang berada dibwah NU segera melakukan modernisasi terhadap muatan kurikulumnya yaitu dengan memasukkan mata pelajaran ilmu pengetahuan modern, sambil tetap mempelihara tradisinya yang asli. Dalam kaitan ini,pesantren yang berada dibawah NU menggunakankaidahal-Muhafdzah ala al-Qadim al-Shalih wa al-akhdzu bi al-jadid al-Ashlah,yakni memelihara tradisi lama yang masih cocok, dan mengadopsi inovasi baru yang lebih cocok lagi.Untuk lebih mendukung keberhasilannya dalam melakukan modernisasi dikalangan pesantren, NU berupaya membentuk berbagai lembaga yang secara sunguh-sungguh bekerja untuk itu.selain itudunia pesantren juga melakukan inovasi terhadap kurikulum dan kelembagaan pendidikannya, melai dari bercoraktafaqquh fi al-dinsistem salafiyah yang berbasis pada kitab kuning, hingga pada madrasah diniyah, madrasah sebagai sekolah umum yang berciri khas agama, sekolah umum, sekolah kejuruan, akademi, sekolah tinggi, institut, hingga universitas. Berbagai inovasi ini sudah ada di dalam dunia pesantren. Dengan adanya program yang demikian itu, maka lulusan pesantren kini tidak hanya menguasai ilmu agama saja, melainkan juga ilmu-ilmu modern, ilmu terapan, ketrampilan, penguasaan teknologi modern, dan penguasaan terhadap isu-isu kontemporer. Dengan demikian, pesantren saat ini selain ada yang bercorak tradisional juga ada yangbercorak modern. Dengan diterapkannya madrasah kedalam pesantren, maka pesantren dan madrasah semakin mendapat tempat dihati masyarakat.
Dalam menghadapi budaya baratDalam menghadapi budaya barat yang hedonistik, materialistik, pragmatis, dan sekularistik yang berdampak pada akadensi moral,dunia pesantren diakui sebagai lembaga pendidikan yang paling efektif dalam pembentukan karakter bangsa. Melalui nilai releguisitas yang berbasis pada ajaran tasawuf yang diajarkan di pesantren, melalui pembiasaan, bimbingan, keteladanan dan pengamalan yang dilakukan secara berkelanjutan (istiqamah) dan berada dibawah pengawasan langsung para kiai, menyebabkan pembentukan karakter atau akhlak mulia para santri di pesantren dapat berlangsung secara aktif. Dengan tradisinya yang cukup efektif dalam pembinaan karakter para santri, maka kini terdapat sejumlah lembaga pendidikan umum yang berbasis penguatan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), yang dipadukan dengan sistem pesantren yang berbasisi iman dan takwa (Imtak), sebagaimana yang terlihat pada sistem pendidikan berasrama (boarding system).
Dalam menghadapi persaingan bisnis pendidikan Dalam menghadapi persaingan bisnis pendidikan, dunia pesantren yang berdasarkan pada tradisi sufistik yang berbasis pada motivasi keagamaan serta berbasis pada masyarakat, ia akan tetap dapat melaksanakan tugas utamanya menghasilkan ulama, mmendidik moral masyarakat melalui ajaran Islam dan menanamkan tradisi Islami. Hal yang demikian terjadi, karena pesantren lahir, tumbuh dan berkembang dari dan untuk masyarakat. Sampai saat ini, pesantren masih tetap eksis dan mampu bertahan sebagai model pendidikan alternatif, meski harus bersaing dengan tumbuhnya pendidikan modern dan sekuler. Hal ini terjadi karena pesantren memiliki kedekatan dengan masyarakat. Hubungan pesantren dengan masyarakat selain menjadi bahan pemicu bagi perlunya memnuhi kebutuhan mayarakat yang semakin modern, juga akan memberi peluang bagi pesantren untuk menanamkan moral islami.
Dalam menghadapi tuduhan miring dalam dua dekade terakhir muncul tuduhan miring dari barat terhadap pesantren. Mereka misalnya mengaitkan pesantren sebagai tempat kaderisasi para teroris atau kaum radikalis yang sering meresahkan masyarakat luas, mengganggu stabilitas nasional dan menimbulkan citra negatif terhadap negara Indonesia. Tuduhan yang miring itu sama sekli tidak memilki fakta dan data yang dapat dipertanggung jawabkan secara akademik. Pada bagian tersebut diatas telah disebutkan, bahwa dikalangan para kiai pimpinan pondok pesantren, seperti K.H Hayim AsyAri, K.H Wahab Hasbullah, dan lainnya telah tumbuh semangat nasionalisme yang kuat yang dibuktikan dengan keikutsertaan mereka dalam membebaskan Indonesia dari cengkeraman kaum penjajah. Demikian pula dimasa sekarang, para pimpinan pondok pesantren serta para pimpinan NU sebagaiyang memiliki basis kadernya di pesantren, mulai dari (alm) Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Solahuddin Wahid (Gus Solah), K.H Hasyim Muzadi, dan K.H Sahal Mahfudz, adalah mereka yang mengedepankan pemahaman Islam yang mederat (tawazun), toleransi (tasamuh), inklusif, dan mengedepankan kedamaian dan keharmonisan.
Dalam mengembangkan ilmu agama dari sejak kelahirannya, pesantren senantiasa menjadi tumpuan masyarakat untuk memperoleh jawaban atas berbagai masalah yang mereka hadapi dalam kaitannya dengan ajaran agama. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi komunikasi, dan banyak permasalahan kontemporer yang tumbuh di masyarakat, dunia pesantren melalui tokoh utamanya para kiai harus memberikan jawaban dan respons yang cepat dan tepat dan tuntas. Tugas dan peran yang demikian itu masih tetap dapat dijwab oleh para kiai melalui hasil kajian danpenelitiannya. Informasi tersebut diatas menyebutkan, bahwa saat ini telah muncul berbagai lembaga yang memberikan pelatihan danpendampingan kepada pesantren agar dapat melakukan perannya dalam menjawab berbagai masalah yang timbul dengan cara mengembangkan ilmu agama secara terus-menerus. Saat ini dijumpai banyak dari kalangan pesantren yang mampu memberikan jawaban terhadap berbagai masalah yang tumbuh di masyarakat dengan menggunakan pendekatan yang modern.





















BAB IV
PENUTUP
Simpulan
Dari pembahasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa :
Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-sehari. Adapun pesantren salaf yakni pesantren yang melakukan pengajaran terhadap santri-santrinya untuk belajar agama islam secara khusus tanpa mengikutsertakan pendidikan umumdidalamnya. Sedangkan arti pesantren khalafiyah (modern) adalah pesantren yang mengadopsi sistem madrasah atau sekolah yang memasukkanpelajaran umum dalam kurikulum madrasah yang dikembangkan, atau pesantren yang menyelenggarakan tipe sekolah-sekolah umum seperti; MI/SD, MTs/SMP, MA/SMA/SMK dan bahkan PT dalam lingkungannya.
Masing-masing dari pesantren salaf dan modern memiliki keunggulan dan kelemahan.
Adapun tantangan yang dihadapi dunia pesantren di era globalisasi antara lain:
Tantangan dalam penguasaan iptek
Tantangan di bidang budaya asing
Tantangan globalisasi berupa persaingan bisnis dalam pendidikan
Tantangan dalam bentuk tuduhan miring
Tantangan dalam pengembangan ilmu
Era globalisasi yang menimbulkan tantangan dalam penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, telah di jawab oleh pesantren dengan melakukan pengembangan kurikulum dan membuka program pendidikan yang makin variatif serta membentuk lembaga yang memberikan kemampuan pesantren menjawab isu-isu kontemporer. Selanjutnya era globalisasi yang menimbulkan tantangan di bidang budaya asing telah di jawab oleh pesantren dengan menyelenggarakan pendidikan karakter yang efektif yang berbasis pada Thariqat dan Tasawuf. Selanjutnya tantangan globalisasi berupa tuduhan miring, telah dijawab oleh pesantren dengan mengedepankan semangat Nasionalisme.




















DAFTAR PUSTAKA

Zamasyari Dhofier, Tradisi Pesantren, (Jakarta: LP3ES,1994)
Permenag No.3 tahun 2012, tentangPendidikan Keagamaan Islam, BAB I
Abdullah Aly, Pendidikan Islam Multikultural di Pesantren, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011)
Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994)
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi Menuju Masyarakat Milenium Baru, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu; 1999)
Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajagrafindo Persana, 2012)
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Era Globalisasi, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999)
Nurcholis Madjid, Masyarakat Religius, (Jakarta: Paramadina, 1997)
K.H Abdullah Syukri Zarkasi, Gontor dan Pembaharuan Pesantren, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005)
Ali Maschan Moesa, Nasionalisme Kiai, Kontruksi Sosial Berbasis Agama, (Yogyakarta: LKIS, 2007)
Yasmadi, Modernisasi Pesantren, (Ciputat: Ciputat Press, 2005)






No comments:

Post a Comment