A.
Judul Penelitian
”Pengaruh
Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan Akhlaqul Karimah Anak Madrasah
Ibtidaiyah Miftahul Faizin Desa Taro’an Tlanakan Pamekasan”
B. Latar Belakang Masalah
Agama Islam telah mengajarkan
kepada semua pemeluknya, agar dirinya menjadi manusia yang berjiwa suci dan
luhur, memiliki kepribadian yang mulia. Lebih dari itu agar menjadi manusia yang berguna, bagi dirinya, serta orang
lain. Ia benar-benar dapat menghiasi dirinya dengan sifat kemanusiaan yang
sempurna, menjadi manusia saleh, dalam arti yang sebenarnya, selalu menjaga
kwalitas kepribadiannya yaitu sesuai dengan tuntunan Allah SWT. dan Rasul-Nya.
Rasulullah
diutus ke dunia ini dengan misi untuk menyempurnakan akhlak Sebagaimana yang
telah disabdakan oleh Nabi: ”sesungguhnya
aku diutus untuk menyempurnakan akhlak”, sehingga Syauqi beik menyatakan
dalam kata-kata hikmahnya: ”sesungguhnya umat dan bangsa itu sangat tergantung
pada akhlaknya. Jika baik, maka akan kuat bangsa itu. Jika rusak, maka akan
hancur bangsa itu”.[1] Dan
juga agar dapat dijadikan sebagai suri teladan bagi umat manusia. Karena itu,
diri Nabi telah dilengkapi dengan sifat-sifat yang benar dan terpuji. Seperti:
berani, jujur, menepati janji, sabar, pemaaf, pemurah, ikhlas dan sebagainya.
Ia telah terpelihara dari sifat-sifat tercela.
Sebagai
manusia biasa sulit kiranya kita dapat mengikuti atau meniru akhlaq dan
sifat-sifat Nabi secara keseluruhan dan utuh, namun sebagai umat muslim dan
mukmin seyogyanya kita berusaha untuk mencontoh akhlaq dan sifat-sifat yang
baik dari Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam surat
al-Ahzab, ayat 21: yang artinya:
“Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah”.[2] Berangkat
dari uraian tersebut maka untuk mencetak kader-kader bangsa yang berkarakter
baik dan berbudi luhur serta berakhlaq mulia, maka keberadaan pendidikan agama
Islam cukup berperan untuk menentukannya.
Oleh karena itu, peran guru agama Islam di
sekolah sangat berpengaruh dalam pembinaan karakter/kepribadian siswa yang di didiknya.
Sebab materi pendidikan agama yang diajarkan lebih sering menyentuh masalah
moral dan perilaku manusia baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial.
Dalam hal ini, guru agama diharapkaan dapat mengembangkan setiap potensi
positif yang dimiliki oleh siswa, baik
dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik, sehingga dapat terbentuk
manusia paripurna atau al-insan kamil.
tidak ada alasan bagi para
guru agama untuk mengabaikan masalah kontekstualisasi pengajaran agama agar
para siswanya dapat menyerap esensi dari ajaran agama tersebut dengan baik dan
benar. Dengan demikian, penafsiran al-Qur'an secara kontekstual sangat
diperlukan, mengingat bahwa al-Qur'an diturunkan bukan saja untuk berdialog
dengan orang-orang yang hidup di masa sekarang, maupun untuk orang-orang yang
hidup di masa yang akan datang.[3]
Karenanya, dari hal inilah penulis
amat tertarik untuk membahas dan meneliti tentang sebuah permasalahan dengan
judul pengaruh Pendidikan Agama islam terhadap
pembentukan Akhlaqul Karimah Anak Madrasah Ibtidaiyah miftahul faizin desa
Taro’an kec. Tlanakan pamekasan.
C.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut., maka kami ajukan rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Adakah Pengaruh Pendidikan Agama islam terhadap pembentukan Akhlaqul Karimah
Anak Madrasah Ibtidaiyah miftahul faizin desa Taro’an Tlanakan Pamekasan?
2.
Seberapa besarkah Pengaruh Pendidikan Agama islam terhadap pembentukan Akhlaqul Karimah
Anak Madrasah Ibtidaiyah miftahul faizin desa Taro’an Tlanakan Pamekasan?
D. Tujuan Penelitian
Setiap usaha yang dilakukan
oleh seseorang pasti mempunyai tujuan. Begitu pula dengan penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan ingin mengetahui:
1. Adanya
Pengaruh Pendidikan Agama
Islam terhadap pembentukan Akhlaqul Karimah Anak Madrasah Ibtidaiyah Miftahul
Faizin desa Taro’an Tlanakan Pamekasan.
2. Besarnya Pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap pembentukan Akhlaqul Karimah
Anak Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Faizin desa Taro’an Tlanakan Pamekasan.
E. Kegunaan
Penelitian
1.
Bagi MI Miftahul
Faizin, sebagai aset
pemikiran terhadap para guru dalam rangka memotivasi anak didik agar selalu
aktif dalam segala bentuk kegiatan sekolah yang pada akhirnya dapat terbentuk
akhlaqul karimah serta kondisi belajar yang mantap. Sehingga dapat dijadikan
pedoman untuk memecahkan masalah demi kelancaran pendidikan.
2.
Bagi STAIN
Pamekasan, sebagai tambahan khasanah keilmuan dan tambahan koleksi literatur
perpustakaan.
3.
Bagi
peneliti, sebagai bahan untuk menambah wawasan pemikiran dan pengalaman
serta acuan dalam melaksanakan tugas pendidikan agama selanjutnya.
F. Asumsi
Yang maksud dengan asumsi yang sering disebut
juga dengan anggapan dasar atau postulat adalah “…sebuah titik tolak pemikiran
yang kebenarannya diterima oleh
penyelidik.[4] Adapun
asumsi yang diajukan penulis dalam penelitian ini ialah :
1.
Pendidikan agama islam merupakan kegiatan belajar yang
dapat memberikan kemampuan anak didik agar dapat beriman dan bertakwa kepada Allah
serta berakhlaqul karimah sehinga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat.
2.
Akhlaqul
karimah merupakan suatu perilaku yang sangat disenangi oleh semua orang.
G.
Hipotesis
Yang dimaksud dengan hipotesis adalah “…suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul. Pada
umumnya hipotesis dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu suatu hipotesis yang
menyatakan tidak ada hubungan antara variabel yang dipermasalahkan (biasanya
dilambangkan dengan Ho), dan suatu hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh
antara variabel bebas (minat belajar) terhadap varibel terikat (prestasi
belajar) yang biasa dilambangkan dengan H1 Sehingga hipotesis pada
penelitian ini dapat dirumuskan:[5]
.Sedangkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Hipotesis Kerja (Ha)
1.
Ada
Peranan Pendidikan Agama islam terhadap pembentukan Akhlaqul Karimah Anak
Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Faizin desa Taro’an kec. Tlanakan kab. pamekasan.
2.
Peranan
Pendidikan Agama Islam terhadap pembentukan Akhlaqul Karimah Anak Madrasah Ibtidaiyah
Miftahul Faizin desa Taro’an kec. Tlanakan kab. Pemekasan terkatagori cukup..
H. Ruang Lingkup
1.
Materi
a. Tinjauan tentang Pendidikan Agama
b. Tinjauan tentang Akhlaqul Karimah
c.
Peranan Pendidikan Agama terhadap pembentukan
Akhalqul Karimah
2. Lokasi
Penelitian ini dilakukan pada Madrasah
Ibtidaiyah Miftahul Faizin desa Taroa’n Tlanakan Pamekasan, kelas IV, V dan VI semester
I Tahun Pelajaran 2014/2015.
I. Definisi istilah.
Definisi istilah ini dibutuhkan dalam rangka
menyamakan pendapat terhadap makna/arti dari beberapa istilah yang ada dalam
judul penelitian tersebut. Sehingga nantinya tidak akan terjadi kesalahan
pemahaman terhadap judul penelitian ini. Ada beberapa istilah yang
dipandang perlu didefinisikan antara lain:
1.
Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang berisi
tentang ajaran-ajaran Islam yang dapat memberi kemampuan kepada seseorang untuk
menempuh kehidupannya sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama Islam.
2. Akhlaqul Karimah
adalah tingkah laku atau perbuatan seseorang dalam kehidupannya sehari-hari
yang bersifat terpuji.
J. Kajian Pustaka
1.
Tinjauan tentang pendidikan agama Islam
a.
Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam adalah sistem
pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupan
sesuai dengan cita-cita Islam.[6]
Dengan
pengertian tersebut seorang muslim yang telah mendapatkan Pendidikan Agama
Islam, harus mampu hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan sesuai yang
diharapkan dan dicita-citakan Islam.
b. Peranan
Pandidikan Agama Islam.
1) Membentuk kebiasan dalam melakukan ibadah
serta berakhlaqul karimah.
2) Mendorong dan menumbuhkan Iman yang kuat.
c. Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Agama
Islam
Adapun
faktor yang mempengaruhi terhadap pelaksanaan Pendidikan Agama Islam antara
lain:
1) Faktor
Intern
Yang dimaksud dengan faktor intern
adalah “faktor yang ada pada diri anak sendiri yang dibawa sejak lahir”[7]
Sedangkan faktor intern ini meliputi:
a)
Kondisi Fisologis (Jasmani)
b)
Kondisi Psikologis (Rohani)
2)
Faktor Ekstern
Yang dimaksud dengan faktor
ekstern adalah “faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan yang datangnya
dari luar diri anak”[8]
Adapun yang termasuk faktor ekstern ini adalah sebagai berikut:
a) Faktor lingkungan
b) Faktor Guru
c) Faktor Sarana dan Prasarana
2.
Tinjauan tentang Akhlaqul Karimah.
a.
Pengertian Akhlaqul Karimah
Secara
bahasa (etimologi) akhlaqul karimah ini berasal dari bahasa Arab, yaitu jamak
dari kata khuluqun ( akhlaaqun
) yang berarti “budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi’at”[9]
dan Karimah yang berarti mulia, baik. Jadi yang dimaksud dengan Akhlaqul
Karimah adalah budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi’at yang mulia atau
baik.
Sedangkan
secara definisi (terminologi)
akhlaqul karimah adalah “…suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap,
kekuatan dan kehendak mana berkombinasi membawa kecenderungan pada pemilihan
yang benar…”[10]
b. Faedah
Akhlaqul Karimah
1) Meningkatkan derajat manusia
2) Menuntun kepada kebaikan
3)
Manifestasi kesempurnaan iman
4)
Keutamaan di hari kiamat
5)
Kebutuhan pokok dalam keluarga
6)
Membina kerukunan antar tetangga
7)
Membina akhlak remaja
8)
Membina akhlak dalam pergaulan umum
9) Untuk mensuseskan pembangunan bangsa dan
negara
10) Kebaikan
dalam kehidupan dunia
c. Usaha untuk Terciptanya Akhlaqul Karimah
Akhlaqul karimah mempuyai tujuan yaitu
“…mempengaruhi dan mendorong kehendak kita, supaya membentuk hidup suci dan
menghasilkan kebaikan dan kesempurnaan, dan memberi faedah kepada sesama
manusia…”.[11] Dengan demikian akhlaqul karimah merupakan
hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Baik menurut perkembangan
jasmani maupun rohani, dapat berkembang
secara wajar dan seimbang, sesuai dengan ajaran agama Islam. Berarti
manusia dituntut untuk berakhlaqul karimah/mulia. Hal ini sejalan dengan sabda
Rasulullah SAW yang artinya:
“Sebaik-baik
kamu yaitu yang paling baik keadaan akhlaqnya”(HR. Bukhari Muslim).[12]
Karenanya,
untuk dapat terujud tujuan tersebut maka diperlukan adanya usaha-usaha agar
tercipta akhlaqul karimah. Usaha-usaha tersebut antara lain:
1) Adanya peringatan dan pengarahan yang baik
2) Terujudnya lingkungan dengan kehidupan yang
agamis
3)
Adanya teladan yang baik
3.
Peranan Pendidikan Agama terhadap pembentukan Akhlaqul
Karimah
Dengan
adanya pelaksanaan Pendidikan Agama (Islam) dengan baik maka berperan sekali
dalam rangka terciptanya akhlaqul karimah. Peranan tersebut dapat diurai sebagai berikut:
a. Mencetak anak berbudi luhur
b. Anak selalu patuh pada orang Tua.
c. Toleransi kepada sesama
d.
Menumbuhkan percaya diri
e.
Menumbuhkan semangat beribadah
f.
Meningkatkan kesadaran dalam melaksanakan ajaran Islam[13]
K.
Metode
Penelitian
1. Rancangan
Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif yaitu menggunakan analisis data statistik. Sedangkan sifatnya
adalah korelasi yaitu mencari hubungan antara variabel yang satu dan variabel
yang lain.
Karena termasuk katagori penelitian
kuantitatif korelasi maka variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini ada dua
macam, yaitu variabel X dan variabel Y. Yang termasuk variabel X adalah
Pendidikan Agama islam dan variabel Y adalah Akhlakul Karimah. Artinya variabel
X memberikan peranan terhadap variabel Y. Dalam hal ini menunjukkan bahwa
Pendidikan Agama islam berperanan dalam rangka pembentukan Akhlaqul Karimah.
2. Populasi
dan Sampel
Dalam penelitian ini menggunakan istilah
populasi dan sampel dalam menentukan subyek
dalam penelitian ini. Yang dimaksud dengan populasi adalah “…keseluruhan
subjek penelitian”.[14]
Dalam hal ini yang menjadi subyek penelitian adalah seluruh anak Madrasah
Ibtidaiyah Miftahul Faizin Taro’an kec. Tlanakan Pamekasan dengan jumlah siswa
keseluruhan adalah 160 orang. Karena termasuk katagori subyek jumlah besar maka
diambil sampel. Yang dimaksud dengan sampel adalah “… sebagian dari subyek yang
diteliti”.[15] Sampel
yang digunakan adalah area sampling (sampel lokal), artinya yang menjadi
subyek penelitian bukan keseluruhan kelas tetapi yang menjadi subyek penelitian
dan yang akan diteliti hanya kelas IV sampai dengan kelas VI yang jumlah
siswanya adalah 53 siswa, dengan rincian kelas IV berjumlah 17 siswa, kelas V berjumlah
20 siswa dan kelas VI berju mlah 16. Hal ini dilakukan untuk mempermudah
pelaksanaan penelitian, dan juga adanya pertimbangan penggunaan instrumen
penelitian.
3.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini memakai
instrumen angket sebagai instrumen primer/utama guna memperoleh data variabel X
dan variabel Y. Adapun tehnik observasi, dokumentasi dan interviu adalah
sebagai instrumen sekunder/ pendukung. Sedangkan variabel X yaitu: Pendidikan
Agama islam, dengan indikatornya adalah: a. Aqidah b. Syari’ah c. Mu’amalah d.
Sejarah. Sedangkan variabel Y yaitu: Akhlakul Karimah, dengan indikatornya
adalah : a. Dermawan b. Suka menolong c. Ikhlas d. Jujur, e. Menepati Janji.
Alternatif dari jawaban tersebut diberi kode a, b dan c dengan sekor a=3, b=2
dan c=1.
4. Pengumpulan Data
Setelah
pembuatan instrumen selesai, maka peneliti datang ke lokasi untuk menemui
subyek penelitian yaitu siswa kelas IV, V dan VI sebanyak 53 siswa dengan
menggunakan tehnik angket, sesuai dengan pedoman angket yang telah tersedia.
Adapun pihak yang ikut membantu dalam pengumpulan data ini adalah 3 pihak
yaitu: 1. Kepala Sekolah 2. Guru 3.
Siswa. Sedangkan waktu pengumpulan data diatur sebagai berikut:
a.
Pengecekan
dokumen yang ada di sekolah tanggal 03/10/14
b.
Pelaksaan penyebaran pedoman angket pada tanggal
06/10/14
c.
Pengambilan
kembali jawaban angket pada tanggal 08/10/14
d.
Melakukan interviu kepada Kepala Sekolah dan
Guru pada tanggal 13/10/14
e.
Penulisan
hasil data penelitian pada tanggal 18/10/14
5. Analisis Data
Analisis
data yang digunakan adalah analisis data statistik korelasi Product Moment.
Karena data yang diperoleh dan akan
dianalisis adalah berbentuk angka-angka. Sedangkan rumus yang dipakai adalah:
S x y
rxy = ________________________
Ö (S x²) (S y²)
Keterangan :
rxy = Koefisien
korelasi product moment.
Sxy = Jumlah
dari hasil kali x dan y kecil.
Sx² = Jumlah
skor x kecil yang dikuadratkan.
Sy² = Jumlah
skor y kecil yang dikuadratkan
DAFTAR PUSTAKA
Afifuddin SK, Psikologi Pendidikan Anak
Sekolah Dasar, Harapan Massa, Solo, 1988
Hussein Bahreisj, Hadits Shahih Bukhari
Muslim, CV. Karya Utama, Surabaya, tt.
Muchlis solichin, mohammad. Pendidikan
akhlak tasawuf . SUKA-press UIN sunan kalijaga. Yogyakarta, 2012.
Moh. Amin, Pengantar Ilmu Akhlaq, Express,
Surabaya, 1987
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993.
Sihab.umar kontekstualisasi Al-quran Kajian Tematik atas Ayat-ayat Hukum dalam
Al-Qur'an, Penamadani,
jakarta, 2003.
Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 1996
Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, Sinar Baru
Al-Gensindo, Bandung, 1996
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum
Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1991.
Yayasan Penyelenggara
Penterjemah/Pentafsir al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen
Agama, Jakarta, 1971.
[1] Mohammad
muchlis sholichin, pendidikan akhlak tasawuf (Yogyakarta: SUKA-press UIN sunan kalijaga,2012), hlm., 67-68
[2]Yayasan
Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta:Departemen Agama
1971 hlm. 171
[3] Umar Shihab, Kontekstualitas
Al-Qur'an: Kajian Tematik atas Ayat-ayat Hukum dalam Al-Qur'an. (Jakarta:
Penamadani, 2003), hlm., 25.
[5] Ibid.,hlm.67
[8] Ibid.
hlm, 95-96
[10] Ibid. Hlm,
84
[11] Ibid.
Hlm, 109
[12] Hussein
Bahreisj, Hadits Shahih Bukhari Muslim,(Surabaya: CV. Karya
Utama, tt) Hlm. 256
[13] Ibid.
hlm, 256-257
[15] Ibid.
hlm, 47
No comments:
Post a Comment