Friday, February 5, 2016

motivasi belajar masyarakat mengikuti majlis ta`lim lailatul ijtima`


A.    Motivasi Masyarakat Mengikuti Majlis Ta`lim Lailatul Ijtima` (Studi Motivasi Belajar Pada Masyarakat Desa Larangan Tokol, Kec. Tlanakan, Kab. Pamekasan)


B.     Konteks Penelitian
Menurut akar katanya, istilah Majelis Ta'lim tersusun dari gabungan dua kata; Majlis (tempat) dan Ta'lirn (pengajaran) yang berarti tempat pengajaran atau pengajian bagi orang-orang yang ingin mendalami ajaran-ajaran Islam.[1] Majlis Ta`lim lembaga pendidikan islam Non Formal yang memiliki kurikulum tersendiri yang diselenggarakan secara berkala dan teratur dan diikuti oleh jamaah yang relatif banyak dan bertujuan untuk membina dan mengembangkan hubungan yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah SWT, antara manusia dengan sesamanya, dan antara manusia dan lingkungannya.[2] Dengan demikian, dapat dimaklumi bahwa esensi dari majlis ta`lim tersebut: Pertama lembaga pendidikan islam nonformal, Kedua pendidikan, Ketiga peserta didik (jamaah), Keempat adanya materi yang disampaikan, Kelima dilaksanakan secara teratur dan, Keenam tujuan untuk mencapai derajat ketakwaan kepada Allah SWT.[3] Sebagai sebuah sarana dakwah dan pengajaran agama, Majelis Ta'lim sesungguhnya memiliki basis tradisi yang kuat, yaitu sejak Nabi Muhammad SAW mensyiarkan agama Islam di awal-awal risalah beliau.
Di masa Islam Mekkah, Nabi Muhammad SAW menyiarkan agama Islam secara sembunyi-sembunyi, dari satu rumah ke rumah lain dan dari satu tempat ke tempat lain. Sedangkan di era Madinah, Islam mulai diajarkan secara terbuka dan diselenggarakan di masjid-masjid. Apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW yaitu mendakwahkan ajaran-ajaran Islam, balk di era Mekkah ataupun Madinah-adalah cikal bakal berkembangnya Majelis Ta'lim yang kita kenal saat ini.
Majelis Ta'lim merupakan sarana yang paling efektif untuk memperkenalkan sekaligus mensyiarkan ajaran-ajaran Islam ke masyarakat sekitar. Dengan berbagai kreasi dan metode, Majelis Ta'lim menjadi ajang berkumpulnya orang-orang yang berminat mendalami agama Islam dan sarana berkomunikasi antar-sesama umat.
Majelis Ta'lim merupakan tempat pengajaran atau pendidikan agama Islam yang paling fleksibel dan tidak terikat waktu. Majelis Ta'lim bersifat terbuka terhadap segala usia, lapisan atau strata sosial, dan jenis kelamin. Waktu penyelenggaraannya pun tidak terikat, bisa pagi, siang, sore, ataupun malam hari. Tempat pengajarannya pun bisa dilakukan di rumah, masjid, mushala, gedung, atau, halaman (lapangan) dan sebagainya. Selain itu, Majelis Ta'lim memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai lembaga dakwah dan lembaga pendidikan non-formal. Fleksibilitas Majelis Ta'lim inilah yang menjadi kekuatan sehingga mampu bertahan dan merupakan lembaga pendidikan Islam yang paling dekat dengan umat (masyarakat). Majelis Ta'lim juga merupakan wahana interaksi dan komunikasi yang kuat antara masyarakat awam dengan para mualim, dan antara sesama anggota jamaah Majelis Ta'lim tanpa dibatasi oleh tempat dan waktu. Dengan demikian, Majelis Ta'lim menjadi lembaga pendidikan keagamaan alternatif bagi mereka yang tidak memiliki cukup tenaga, waktu dan kesempatan menimba ilmu agama di jalur pendidikan formal. Inilah yang menjadikan Majelis Ta'lim memiliki nilai dan karakteristik tersendiri dibanding lembaga-lembaga pendidikan keagamaan Iainnya.
Menurut Hasan Bin Ali hasan Al-Hijazy, masyarakat memiliki peranan yang besar dalam pembinaan individu. Setiap individu akan terpola dalam masyarakat dan terpengaruh oleh apa yang ada di dalamnya baik berupa pemikiran maupun tingkah-laku.[4] Setiap aktivitas yang dilakukan manusia selalu dilatar belakangi oleh sesuatu yang secara umum dinamakan motivasi. Menurut Mc. Donald yang dikutip oleh Sardiman, mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.[5] Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, makan akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.[6] Dengan motivasi inilah manusia terdorong untuk melakukan suatu kegiatan atau perbuatan. Begitu pula apa yang terjadi pada para jama`ah majelis ta`lim, tentunya setiap pengikut mempunyai alasan tersendiri dalam keikutsertaannya. Dengan demikian, motivasi masyarakat dalam mengikuti majelis ta`lim tidak dapat diramalkan begitu saja, perlu diadakan suatu penelitian.
Motivasi masyarakat mengikuti majlis ta`lim sangat bervariasi, di antaranya adalah ada yang karena ingin mengisi waktu kosong, mengajarkan dan menyebarkan ajaran-ajaran Islam, menambah wawasan keilmuan tentang keagamaan, mengenal banyak orang atau dalam arti untuk mempererat jalinan silaturrahim dan ada juga karena ada sesuatu lain yang dirasa pada dirinya saat selesai mengikuti kegiatan tersebut. Hadirnya Majlis Ta`lim Lailatul Ijtima` di Desa Larangan Tokol ini, ternyata membawa keuntungan tersendiri bagi jama`ahnya. Keuntungan-keuntungan yang mereka rasa telah diperoleh darinya adalah ada rasa ketenangan, rasa aman dan damai setelah mengikutinya. Selain itu, dapat menambah wawasan keilmuan keagamaan dan juga kerekatan ukhuwah antar jama`ahnya serta dapat mengajak orang lain untuk mendalami dan menjalankan perintah Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari.

            Dari paparan di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk mengkaji lebih lanjut  dengan mengambil judul: “Motivasi Masyarakat Mengikuti Majlis Ta`lim Lailatul Ijima` (Studi Motivasi Belajar Pada Masyarakat Desa Larangan Tokol, Kec. Tlanakan, Kab. Pamekasan)”

C.    Fokus Penelitian
            Uraian dalam konteks penelitian di atas bahwa motivasi masyarakat mengikuti majlis ta`lim sangat bervariasi, di antaranya adalah ada yang karena ingin mengisi waktu kosong, mengajarkan dan menyebarkan ajaran-ajaran Islam, menambah wawasan keilmuan tentang keagamaan, mengenal banyak orang atau dalam arti untuk mempererat jalinan silaturrahim.
            Berdasarkan konteks penelitian permasalahan di atas, selanjutnya penulis dapat memfokuskan penelitian masalah sebagai berikut:
a.         Bagaimana motivasi masyarakat dalam mengikuti majlis ta`lim Lailatul Ijtima` di Desa Larangan Tokol, Kec. Tlanakan, Kab. Pamekasan ?
b.         Faktor-faktor apa yang mempengaruhi masyarakat mengikuti majlis ta`lim Lailatul Ijtima` di Desa Larangan Tokol, Kec. Tlanakan, Kab. Pamekasan ?
D.    Tujuan Penelitian
            Tujuan penelitian merupakan salah satu faktor penting karena dapat menjadi acuan dalam kegiatan penelitian. Oleh karena itu, yang menjadi tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut:
a.       Untuk mengetahui motivasi masyarakat dalam mengikuti majlis ta`lim Lailatul Ijtima` di Desa Larangan Tokol, Kec. Tlanakan, Kab. Pamekasan

b.      Untuk mengetahui Faktor-faktor apa yang mempengaruhi masyarakat mengikuti majlis ta`lim Lailatul Ijtima` di Desa Larangan Tokol, Kec. Tlanakan, Kab. Pamekasan



[1] Lihat: A.W. Munawwir, Kamus Al-munawwir, Pustaka Progresif.
[2] Depertemin Agama RI, Jakarta, 2003. Hlm. 40.
[3] Daulay Haidar Putra, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: Prenada Media Group, 2009). Hlm. 150.
[4] Muzaidi Hasbullah (Pentej), Hasan bin Ali Hasan al-Hijazy al-fikrut Qoyyim, pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 2001, hlm:221.
[5] Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Rajawali Pers, 2011). Hlm. 73.
[6] Ibid. 75.

No comments:

Post a Comment