BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyaknya sumber belajar yang dapat digunakan dalam
proses pembelajaran, guru dituntut adanya pemikiran untuk mengembangkan sumber
belajar apa yang efektif dalam menyampaikan pesan kepada peserta didik. Karena
sehebat dan secanggih apapun media belajar yang di gunakan, tidak akan berhasil
bila seorang guru tidak memiliki kreatifitas dalam menggunakannya.
Istilah sumber belajar sudah sering
diperbincangkan terutama di lingkungan masyarakat kependidikan. Apabila
lingkungannya sekolah, berbicara mengenai sumber belajar, maka yang
pertama-tama terlintas di dalam pemikiran adalah guru yang berperan sebagai
sumber belajar bagi para peserta didiknya. Apabila sedikit agak lebih lama,
maka yang terlintas berikutnya di alam pikiran kita adalah buku, baik itu buku
pegangan guru maupun buku pegangan peserta didik. Guru menggunakan buku untuk
membantu dirinya menyajikan materi pelajaran kepada segenap peserta didiknya.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas,
pertanyaan yang mungkin terlontar adalah apa yang terlintas di dalam benak kita
kalau anak belajar di rumah? Demikian juga dengan anak yang sedang belajar di
perpustakaan sekolah atau perpustakaan umum, apa yang segera muncul di dalam
benak kita? Apa pula yang akan mencuat di dalam pikiran kita kalau dikatakan
bahwa seorang atau sekelompok anak sedang belajar di warung internet, di depan
sebuah televisi atau di sebuah taman? Masih banyak lagi lingkungan/latar yang
dapat digunakan sebagai tempat belajar. Jika demikian, lantas apa yang terbersit
di dalam pikiran kita setiap kita mendengar seseorang belajar dengan
lingkungan/latar tertentu?
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian sumber belajar ?
b.
Apa saja konsep dan karakteristik sumber belajar ?
c.
Bagaimankah lingkup sumber belajar ?
C. Tujuan Masalah
a.
Agar mengetahui sumber belajar
b.
Agar supaya mengetahui konsep dan karakteristik sumber belajar
c.
Agar mengetahui lingkup sumber belajar
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sumber Belajar
Pengajaran merupakan suatu proses
sistemik yang meliputi banyak komponen. Salah satu komponen itu adalah sumber
belajar. Dalam pengertian yang sederhana, sumber belajar (learning resources)
adalah guru dan bahan-bahan pelajaran baik buku-buku bacaan atau semacamnya.
Pengertian sumber belajar sesungguhnya tidak sesempit ini. Akan tetapi segala
daya yang dapat dipergunakan untuk kepentingan proses pengajaran baik secara
langsung maupun tidak langsung, diluar peserta didik (lingkungan) yang
melengkapi diri mereka pada saat pengajaran berlangsung disebut sebagai sumber
belajar.
Sumber belajar menurut Yusufhadi
Miarso adalah segala sesuatu yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik,
dan lingkungan, baik secara tersendiri maupun terkombinasikan dapat
memungkinkan terjadinya belajar.
Sedangkan Edgar Dale berpendapat
bahwa, yang disebut sumber belajar adalah pengalaman. Pengalaman itui
diklasifikasikan menurut jenjang tertentu, berbentuk kerucut pengalaman (cone
of experience). Perjenjangan jenis-jenis pengalaman tersebut disusun dari yang
kongkret sampai yang abstrak.
Bahwa pengalaman yang konkret perlu
untuk setiap tingkat di atasnya. Setiap ide atau teori betapa pun abstraknya
berasal dari alam konkret. Sebaliknya terlampau banyak pengalaman langsung
mungkin dapat menghambat ketercapaian pengertiaan yang lebih abstrak. Karena
itu, kedua-duanya (yang konkret dan yang abstrak) harus berjalan. Tidak selalu
yang abstrak itu lebih sulit dari yang konkret. Malah yang konkret bisa
mengacaukan yang abstrak. Peta/bagan sering lebih mudah daripada mengamati
realitas sendiri. Makin tinggi kearah puncak kerucut semakin abstrak, tetapi
tidak selalu tambah /lebih sulit.
Sumber belajar merupakan suatu unsur yang memiliki
peranan penting dalam menentukan proses belajar agar pembelajaran menjadi
efektif dan efisien dalam usaha pencapaian tujuan instruksional jika melibatkan
komponen proses belajar secara terencana, sebab sumber belajar merupakan
komponen penting dan sangat besar manfaatnya.
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat
dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar siswa
dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam pengajaran tradisional guru sering
hanya menetapkan buku teks sebagai sumber belajar, itupun biasanya terbatas
hanya dari salah satu buku tertentu saja. Dalam proses pembelajaran yang
dianggap modern maka sumber belajar tidak hanya buku saja, tetapi guru
sebaiknya memanfaatkan sumber lain selain buku wajib, misalnya film, majalah,
laboratorium, perpustakaan dan lain sebagainya.
Sumber belajar menurut AECT (Suratno 2008), meliputi
semua sumber yang dapat digunakan oleh pelajar baik secara terpisah maupun
dalam bentuk gabungan, biasanya dalam situasi informasi, untuk memberikan
fasilitas belajar, sumber itu meliputi pesan, orang,bahan, peralatan,teknik dan
tata tempat.
Sudjana (Suratno 2008), menuliskan bahwa pengertian
sumber belajar bisa diartikan secara sempit dan secara luas. Pengertian secara
sempit diarahkan pada bahan-bahan cetak, sedangkan secara luas tidak lain
adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar,
baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas
dapat ditarik
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan sumber belajar adalah segala sesuatu yang
berasal dari luar diri seseorang yang dapat memungkinkan terjadinya proses belajar.
kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan sumber belajar adalah segala sesuatu yang
berasal dari luar diri seseorang yang dapat memungkinkan terjadinya proses belajar.
Sumber belajar dapat dirancang secara khusus untuk
digunakan bagi kepentingan pembelajaran (learning resources by design)
tetapi sumber belajar dapat juga sebagai sesuatu yang tinggal dimanfaatkan
karena sudah tersedia di lingkungan (learning resources by utilization).
B. Konsep dan
karakteristik sumber belajar
Ditinjau dari asal usulnya, sumber belajar dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu: sumber belajar yang dirancang (learning resources
by design) yaitu sumber belajar yang memang sengaja dibuat untuk tujuan
pembelajaran. Contohnya adalah : buku pelajaran, modul, program audio,
transparansi, LCD proyektor.
Jenis sumber belajar yang kedua adalah sumber belajar
yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan ( learning resources by
utilization), yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk
keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, dipilih dan dimanfaatkan untuk
keperluan pembelajaran. Contohnya: pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka
agama, olahragawan, kebun binatang, waduk, museum, film, sawah, terminal, surat
kabar, siaran televisi, dan masih banyak lagi yang lain. Jadi, begitu banyaknya
sumber belajar yang ada di seputar kita yang semua itu dapat kita manfaatkan
untuk keperluan belajar.
Sumber belajar yang dapat dipergunakan dalam proses
pembelajaran sangat beragam, tidak lagi guru sebagai sumber belajar
satu-satunya dalam kelas atau pun buku paket juga lembar kerja siswa yang
menjadi sumber belajar siswa, tetapi banyak sekali sumber belajar yang dapat
digunakan guru maupun siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga dalam
pembelajaran siswa akan lebih bisa menjadi pembelajar yang baik bukan pendengan
yang baik. Dengan berbagai sumber belajar yang dapat digunakan oleh siswa dan
guru maka diharapkan pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa.
Ada beberapa pertimbangan dalam menentukan
sumber belajar diantaranya :
1. Bersifat ekonomis dan praktis
2. Praktis dan sederhana (mudah dalam pengaturannya)
3. Fleksibel dan luwes
4. Sumber belajar sesuai dengan tujuan
5. Sumber sesuai dengan taraf berfikir dan kemampuan siswa
6. Guru memiliki kemampuan dan terampil dalam pengelolaan
sumber belajar tersebut.
Pertimbangan-pertimbangan diatas merupakan
hal yang harus menjadi acuan bagi guru dalam menggunakan sumber belajar.
Association of Education Communication Technology (AECT) melalui karyanya The Definition of Educational Technology (1977)
mengklasifikasikan sumber belajar menjadi 6 macam;
1.
Message (pesan), yaitu informasi/ajaran yang diteruskan oleh komponen lain
dalam bentuk gagasan, fakta, arti, dan data. Termasuk dalam komponen pesan
adalah semua bidang studi/mata kuliah atau bahan pengajaran yang diajarkan
kepada peserta didik.
2.
People (orang), yakni manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah,
dan penyaji pesan, misalnya guru, dosen, peserta didik dsb.
3.
Material (bahan), yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk
disajikan melalui penggunan alat atau perangkat keras ataupun oleh dirinya
sendiri. Misalnya, film, audio, majalah dsb.
4.
Device (alat), yakni sesuatu (perangat keras) yang digunakan untuk
menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Misalnya, OHP, slide, radio dsb.
5.
Technique (teknik), yaitu prosedur atau acuan yang dipersiapkan untuk
penggunaan bahan, peralatan, orang, lingkungan untuk menyampaikan pesan.
Misalnya, simulasi, demonstrasi, tanya jawab dsb.
6.
Setting (lingkungan), yaitu situasi atau suasana sekitar dimana pesan
disampaikan baik lingkungan fisik maupun nonfisik, misalnya kelas, perpustakaan, tenang, ramai dsb.
Menurut Rohani (1997:59) ciri-ciri sumber
belajar antara lain, yaitu:
1.
Sumber belajar
harus mampu memberikan kekuatan dalam proses belajar mengajar, sehingga tujuan
instruksional dapat tercapai secara maksimal
2.
Sumber belajar
harus mampu mempunyai nilai-nilai instruksional edukatif yaitu dapat mengubah
dan membawa perubahan yang sempurna terhadap tingkah laku sesuai dengan tujuan
yang ada
3.
Dengan adanya
klasifikasi sumber belajar, maka sumber belajar yang dimanfatkan mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Tidak
terorganisasi dan tidak sistematis baik dalam bentuk maupun isi
b.
Tidak
mempunyai tujuan instruksional yang eksplisit
c.
Hanya
digunakan menurut keadaan dan tujuan tertentu atau secara incidental
d.
Dapat
digunakan untuk berbagai tujuan instruksional
4.
Sumber belajar
yang dirancang mempunyai ciri-ciri yang spesifik sesuai dengan tersedianya
media.
C. Lingkup sumber
belajar
Pengelompokan sumber-sumber belajar menurut Udin
Saripuddin (1995:10) terbagi ke dalam lima kategori yaitu manusia, buku /
perpustakaan, media massa , alam lingkungan dan media pendidikan.
Sedangkan menurut Rohani (1997:63) pembagian sumber
belajar
antara lain meliputi:
antara lain meliputi:
1) Sumber belajar cetak: buku, majalah, ensiklopedi, brosur,
koran, poster, denah dan lain-lain
2) Sumber belajar non cetak: film, slide, video, model,
boneka, audio kaset dan lain-lain
3) Sumber belajar yang berupa fasilitas: auditorium,
perpustakaan, ruang belajar, meja belajar individual (carrel), studio,
lapangan olahraga dan lain-lain
4) Sumber belajar yang berupa kegiatan: wawancara, kerja
kelompok, observasi, simulasi, permainan dan lain-lain
5) Sumber belajar yang berupa lingkungan : taman, terminal
dan lain-lain
Jenis atau macam-macam sumber belajar yang
ada dan dapat digunakan dalam pembelajaran sangat beragam, diantaranya :
1) Pesan
2) Manusia
3) Peralatan
4) Bahan
5) Teknik atau metode
6) Lingkungan / setting
7) lingkungan terbuka
8) lingkungan sejarah atau peninggalan sejarah
9) lingkungan manusia
10) perpustakaan
Secara garis
besar terdapat 2 (dua) jenis sumber belajar yaitu :
1) Sumber belajar yang dirancang (Learning resources by
design), yaitu sumber belajar yang khusus dirancang dan dikembangkan sebagai
komponen sistem intruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah
dan bersifat formal.
2) Sumber belajar yang dimanfaatkan (Learning resources by
utilization), yaitu sumber belajar yang tidak didesain secara khusus untuk
keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan, dan
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Fungsi dari sumber belajar diatas menurut
Zainuddin,HRL, dkk, adalah:
1) Meningkatkan produktifitas pendidikan, dengan jalan :
a) Mempercepat laju belajar dan membantu guru dan dosen
untuk menggunakan waktu secara lebih baik
b) Mengurangi beban guru dan dosen dalam menyajikan
informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah belajar
peserta didik atau mahasiswa.
2) memberikan kemungkinan pendidikan yang bersifat
individual,
dengan
jalan:
a) mengurangi control guru dan dosen yang kaku dan
tradisional
b) memberikan kesempatan bagi para peserta didik/mahasiswa
berkembang sesuai dengan kemampuannya
3) Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap
pembelajaran dengan jalan:
a) Perencanaan program pendidikan yang lebih sistematis
b) Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh
penelitian
4) Lebih memantapkan pengajaran, dengan jalan :
a) Meningkatkan kemampuan manusia dengan berbagai media
komunikasi
b) penyajian informasi dan data secara lebih konkrit.
5) Memungkinkan belajar secara seketika, karena dapat :
a) Mengurangi jurang pemisah antara pelajaran yang bersifat
verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya konkrit.
b) Memungkinkan penyajian pendidikan lebih luas, terutama
dengan adanya media massa, dengan jalan pemanfaatan bersama secara lebih luas
tenaga ataupun keahlian yang langka; penyajian informasi yang mampu menembus
batas geografis.
Dalam Pemanfataan
sumber belajar ada beberapa langkah yang perlu dilakukan :
1) Mengidentifikasi
kebutuhan sumber daya
2) Mengidentifikasi
potensi sumber belajar yang ada dan dimanfaatkan untuk pembelajaran
3) Pengelompokkan sumber belajar dalam kelompok
4) Mencari dan menganalisis relevansi antara kelompok sumber
belajar denga mata pelajaran yang dimiliki guru
5) Menentuka materi dan kompetensi untuk pembelajaran
6) Pemanfaatan sumber-sumber belajar dalam pembelajaran.
Peranan sumber belajar dalam proses
pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Peranan sumber belajar dalam pembelajaran individual, pola
komunikasi dalam belajar individual sangat dipengaruhi oleh peranan sumber
belajar yang dimanfaatkan dalam proses belajar. Titik berat pembelajaran
individual adalah pada peserta didik, sedangkan guru mempunyai peranan sebagai
penunjang atau fasilitator. Sehingga peranan sumber belajar sangat penting,
pola komunikasi dalam pembelajaran individual terdapat tiga pendekatan yang
berbeda yaitu :
a) Front line teaching method, dalam pendekatan ini guru
menunjukkan sumber belajar yang perlu dipelajari
b) Keller Plan, yaitu pendekatan yang menggunakan teknik
Personalized system of intruksional yang ditunjang dengan berbagai sumber
berbentuk audio visual yang didesain khusus untuk belajar individual
c) Method proyek, perama guru lebih cenderung sebagai
penasehat disbanding pendidik, sehingga peserta didiklah yang bertanggung jawab
dalam memilih, merancang dan melaksanakan berbagai kegiatan belajar.
2) Peranan sumber belajar dalam belajar klasikal, pola komunikasi
dalam belajar klasikal yang dipergunakan adalah komunikasi langsung antara guru
dengan peserta didik. Hasil belajar sangat tergantung oleh kualitas guru,
karena guru merupakan sumber belajar utama. Sumber lain seolah-olah tidak ada
peranannya sama sekali, karena frekuensi belajar didominasi interaksinya dengan
guru. Bentuk Komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut:
Pemanfaatan
sumber belajar selain guru, sangat selektif dan sangat kekat di bawah petunjuk
dan kontrol guru, disamping itu guru sering memaksakan penggunaan sumber
belajar yang kurang relevan dengan cirri-ciri peserta didik dan tujuan
belajar.Keterbatasan penggunaan sumber belajar terjadi karena metode
pembelajaran yang utama hanyalah metode ceramah.
3) Peranan sumber belajar dalam belajar kelompok, pola komunikasi
dalam belajar kelompok, menurut Derek Rowntere dalam bukunya Educational
Technologi in curriculum Development (1982), menyajikan dua pola komunikasi
yang secara umum ditetapkan dalam belajar yaitu pola:
a) Buzz seasions (diskusi
singkat) adalah kemampuan yang diperoleh peserta didk untuk didiskusikan
singkat sambil jalan, sumber belajar yang digunakan adalah materi yang
digunakan sebelumnya.
b) Controllet discussion (diskusi
dibawah kontrol guru), sumber belajarnya antara lain adalah bab dari suatu
buku, materi dari program audio visual, atau masalah dalam praktek laboratorium
c) Tutorial adalah belajar
dengan guru pembimbing, sumber belajarnya adalah masalah yang ditemui dalam
belajar, harian, bentuknya dapat bab dari buku, topik masalah dan tujuan
instruksional tertentu.
d) Team project (tim proyek)
adalah suatu pendekatan kerjasama antar anggota kelompok dengan cara mengenai
suatu proyek oleh tim.
e) Simulasi (persentasi
untuk menggambarkan keadaan yang sesungguhnya).
f) Micro teaching, (proyek
pembelajaran yang direkam dengan video).
g) Self helf group (kelompok
swamandiri).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan tentang sumber
belajar, maka dapatlah di tarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kalau kita kaji secara konfrehensif semua yang ada di
muka bumi ini dapat kita jadikan sebagai sumber belajar.
2. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang berasal dari
luar diri seseorang yang dapat memungkinkan terjadinya proses belajar.Sumber
belajar dapat dirancang secara khusus untuk digunakan bagi kepentingan
pembelajaran (learning resources by design) tetapi sumber belajar dapat
juga sebagai sesuatu yang tinggal dimanfaatkan karena sudah tersedia di
lingkungan (learning resources by utilization).
3. Karakteristik sumber belajar antara lain, yaitu:
a. Sumber belajar harus mampu memberikan kekuatan dalam
proses belajar mengajar, sehingga tujuan instruksional dapat tercapai secara
maksimal
b. Sumber belajar harus mampu mempunyai nilai-nilai
instruksional edukatif yaitu dapat mengubah dan membawa perubahan yang sempurna
terhadap tingkah laku sesuai dengan tujuan yang ada
c. Dengan adanya klasifikasi sumber belajar, maka sumber
belajar yang dimanfatkan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
·
Tidak
terorganisasi dan tidak sistematis baik dalam bentuk maupun isi
·
Tidak
mempunyai tujuan instruksional yang eksplisit
·
Hanya
digunakan menurut keadaan dan tujuan tertentu atau secara incidental
·
Dapat
digunakan untuk berbagai tujuan instruksional
·
Sumber belajar
yang dirancang mempunyai ciri-ciri yang spesifik sesuai dengan tersedianya
media.
4. Sebagus apapun sumber belajar dibuat, apabila tidak bisa
dimengerti oleh peserta didik/ pemakai tentunya akan menjadi sia-sia.
5. Sebagai seorang pendidik, dituntut kreatif, dalam
menciptakan sumber belajar bagi siswanya.
6. Media Cetak, Elektronik, Perpustakaan, Keluarga dan
Lingkungan
dapat menjadi sumber belajar bagi kita.
dapat menjadi sumber belajar bagi kita.
B. Saran
Dari makalah yang kita uraikan di atas, mungkin masih
banyak masalah yang kita perlu kita perbaiki, dan masih banyak kekurangan dalam tugas kami
untuk membuat makalah ini dan masih perlu bimbingan kepada bapak dosen. Kami
membuat makalah ini dengan penuh kerja sama dan penuh musyawarah, semoga
makalah kami bisa bermanfaat bagi teman – teman dan juga kepada bapak dosen.
DAFTAR PUSTAKA
v Anonim. 2007. Mengenal Sumber Belajar.
Jakarta : Rineka Cipta
v Arif Sadiman, S, Raharjo, R, Anung Haryono. 1986. Media
Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali.
v Association for Educational Comunication Technology
(AECT). 1986. Definisi Teknologi
Pendidikan (Penerjemah Yusufhadi Miarso). Jakarta: C.V. Rajawali.
v Rohani.1997.Media
Instruksional Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta
v Saripuddin,Udin. 1995. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta
: Erlangga
No comments:
Post a Comment