Saturday, February 6, 2016

Filsafat progresivisme


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sebagai hasil dari pemikiran para filosof, filsafat telah melahirkan berbagai macam pandangan dan aliran yang berbeda-beda. Pandangan filosof-filosof itu ada kalanya saling menguatkan dan ada juga yang saling berlawanan. Hal ini antara lain disebabkan oleh pendekatan yang mereka pakai juga berbeda-beda walaupun untuk objek dan masalah yang sama. Karena perbedaan dalam pendekatan itu , maka kesimpulan yang didapat juga berbeda. Filsafat tersebutjuga terjadi dalam pemikiran filsafat pendidikan, sehingga muncul aliran-aliran filsafat pendidikan.
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan[1]. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Pendidikan adalah upaya adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik, potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan berfungsi dalam perjalanan hidupnya[2]. Dasar pendidikan adalah  cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan, organis, harmonis, dinamis, guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan,
Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan[3].hal ini mengandung pengertian bahwa filsafat pendidikan pada dasarnya menggunakan cara kerja filsafat dan akan menggunakan hasil-hasi dari kerja filsafat, yaitu berupa hasil pemikiran manusia tentang realitas dan nilai.
Terdapat beberapa filsafat pendidikan, dan yang penulis akan bahas pada kesempatan kali ini adalah filsafat pendidikan progersivisme. Berikut adalah hasil yang penulis dapatkan dari beberapa referensi yang penulis dapatkan. Untuk kekurangan yang terdapat dalam tulisan ini penulis mohon maaf, oleh karena itu segala masukan sangat penulis harapkan.

B.     Rumusan Masalah
a.       Apa Filsafat progresivisme ?
b.      Bagaimana Filsafat pendidikan progresivisme ?
c.       Bagaimanakah Filsafat Progresivisme Dalam Pendidikan ?


C.    Tujuan Penulisan
a.       Mengetahui filsafat progresivisme
b.      Mengetahui filsafat pendidikan progresivisme
c.       Agar Mengetahui Filsafat Progresivisme Dalam Pendidikan





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Filsafat Progresivisme
Aliran filsafat progresivisme dapat dikategorikan sebagai aliran filsafat era modern[4]. Ada beberapa aliran filsafat yang termasuk dalam era modern yaitu, aliran essensialisme, aliran perenialisme, aliran rekonstroksionalisme, dan aliran progresivisme.
Progresivisme dengan asal katanya bahasa inggris yiatu progress berarti maju, kemajuan, dan berkembang. Dalam kamus besar bahasa indonesia dikenal beberapa kata mengenai progresivisme, yaitu :
1.      Progres : kemajuan
2.      Progresif : (1) ke arah kemajuan (2) berhaluan ke arah perbaikan keadaan sekarang (3) bertingkat-tingkat naik
3.      Progresivitas : kemampuan bergerak maju (dalam psikologis)[5]
Progresivisme adalah suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang. Progresivisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi dan mengatasi masalah-masalah yang bersifat menekan atau mengancam eksistensi manusia itu sendiri.
Oleh karena kemajuan atau  progress ini menjadi fokus statemen progresivisme, maka beberapa ilmu pengetahuan yang mampu menumbuhkan kemajuan dipandang merupakan utama dari kebudayaan yang meliputi ilmu0ilmu hayat, antropologi, psikologi, dan ilmu alam. Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis, dan temporal. Tidak pernah sampai pada sikap fanatik serta menganut kemajemukan pada segala hal. Nilai menurut mereka berkembang terus-menerus karena adalanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kebudayaan.
Seringkali aliran progresivisme disebut dengan berbagai nama. Nama-nama bagi aliran ini sebagai berikut, yaitu :
Instrumentalis. Karena aliran ini beranggapan bahwa kemampuan intelejnsi manusia sebagai alat untuk hidup, alat mencapai kesejahteraan, dan alat untuk mengembangkan kepribadian manusia[6]. Intelejensi digunakan untuk mengolah informasi dan memori. Pengetahuan manusia yang didapatkan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan melalui panca indera mereka akan membantu manusia dalam mendapatkan apa yang mereka inginkan dan mereka cita-citakan.
Eksperimentalisme, karena aliran ini menyadari dan mempraktekkan asas eksperimen yang merupakan suatu pengujian atas kebenaran suatu teori. Oleh karena mereka beranggapan  bahwa pengalaman bersifat dinamis dan temporal maka suatu teori tidak akan menjadi pengetahuan yang sah apabila tidak melakukan serangkaian uji coba terlebih dahulu.
Sedangkan dinamakan enviromentalisme, karena aliran ini menganggap lingkungan hidup itu mempunyai pembinaan kepribadian. Sesuai namanya yang berarti lingkungan. Aliran ini menganggap bahwa lingkungan yang terbentuk/dibentuk pada manusia akan mempengaruhi kepribadian manusia tersebut. Pengaruh dari lingkungan tersebut asalkan berada dalam koridor yang diinginkan manusia akan menghasilkan kepribadian manusia seperti apa yang diingninkan[7].
Aliran filsafat progresivisme pada mulanya dapat dikatakan berinduk pada aliran filsafat pragmatis. Karena aliran filsafat progresivisme banyak dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran filsafat pragmatis.
B.     Filsafat Pendidikan Progresivisme
Aliran progresivisme lahir di amerika, akhir abad 19 menjelang abad 20. Mula-mula istilah ini bersifat sosiaologi guna menyebut gerakan sosial politik di amerika, ketika proses industrialisasi dan urbanisasi menjadi gejala yang begitu masif. Pada saat itulah aliran progresivisme ini lahir. Dalam perkembangannya, istilah ini digunakan pula dalam ruang pendidikan untuk menyebut aliran pendidikan yang mencoba mengkritisi pendidikan tradisional[8].
Aliran progresivisme memberikan perlawanan terhadap formalisme yang berlebihan dan membosankan dari sekolah atau satuan pendidikan yang tradisional[9]. Sebagai contoh, aliran progresivisme menolak pendidikan yang bersifat otoriter, menolak penekanan atas disiplin yang keras, menolak cara-cara belajar yang bersifat pasif, menolak konsep dan cara-cara pendidikan yang hanya berperan untuk mentransfer kebudayaan masyarakat kepada generasi muda, dan berbagai hal lainnya yang menurut mereka tidak berarti dan tidak membawa perubahan yang bermanfaat.
Aliran progresivisme merupakan pendidikan yang berpusat pada anak didik (child- centered school)dan memberi penekanan lebih besar pada kreativitas-aktivitas. Belajar adalah proses natural dalam kehidupan pada setiap anak. Belajar tidak hanya di dalam kelas saja, akan tetapi juga dapat belajar dari alam dan teman sebaya. Aliran ini telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan kepada anak didik. Anak didik diberikan kebaikan secara fisik maupun secara psikis, guna mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain. Untuk itu aliran progresivisme menolak sikap otoriter dalam pendidikan.
Oleh karena progresivisme tidak bersifat temporal dan dinamis, maka tidak ada yang abadi di dalam alam ini. Semuanya selalu berubah-ubah. Untuk itu anak didik bukan disiapkan untuk menghidupi masa kini. Melainkan pendidikan dipersiapkan untuk menghadapi kehidupan yang akan datang. Permasalahan yang dihadapi sekarang tidak akan sama dengan permasalahan yang akan terjadi pada masa mendatang. Untuk itu, anak didik dilengkapi dengan ilmu pengetahuan untuk tetap survive dalam menghadapi kehidupan mendatang mereka. Mereka diajari untuk memecahkan masalah (solving problem) guna survive dalam menghadapi permasalahan-permasalahan baru.
C.    Filsafat Progresivisme Dalam Pendidikan
1.      Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan menurut pandangan aliran ini adalah pendidikan harus memberikan keterampilan dan alat-alat yang bermanfaat pada anak didik untuk berinteraksi dengan lingkungan yang berada dalam proses perubahan secara terus-menerus. Anak diharapkan survive dalam kehidupan yang terus berkembang dan melakukan perubahan. Keterampilan tersebut diberikan anak untuk menjawa segala permasalahan yang mereka hadapi dalam kehidupan.
2.      Kurikulum pendidikan
Aliran progresivisme menempatkan anak didik sebagai focus-project. Jadi anak didik adalah pusat dari proses belajar atau dikenal dengan child centered school. Oleh karena anak didik yang menjadi pusatnya, maka mereka mengembangkan kurikulum yang berdasarkan pada kebutuhan, kepentingan, dan inisiatif anak didik. Jadi, ketertarikan anak adalah titik tolak bagi pengalaman belajar.
Menurut mereka, kurikulum dapat dikatakan baik apabila bersifat fleksibel dan eksperimental. Serta memiliki keuntungan / manfaat untuk diperiksa setiap saat. Menurut mereka kurikulum bersifat sebagai berikut :
ü  Berbeda-beda sesuai dengan kondisi (tidak universal)
ü  Disesuaikan dengan sifat-sifat peserta didik (minat, bakat, dan kebutuhan)
ü  Berbasis pada masyarakat
ü  Bersifat fleksibel dan dapat dirubah (disesuaikan)
3.      Metode pendidikan
Metode yang biasanya digunakan adalah metode aktif, metode penelitian ilmiah, metode monitoring. Metode aktif adalah menempatkan anak didik sebagai pelaku dalam kegiatan pembelajaran. Jangan jadikan mereka hanya berdiam diri dan menerima apa yang diberikan oleh pendidik.
Metode penelitian ilmiah, yiatu kegiatan pembelajran yang dirintis oleh aliran progresivisme yang mana pembelajaran tertuju pada penyusunan konsep.
Metode monitoring, yaitu kegiatan yang mana pendidik mengikuti proses kegiatan anak belajar sendiri, sambil memberikan bantuan-bantuan apabila diperlukan yang sifatnya memperlancar berlangsungnya kegiatan belajar tersebut.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Progresivisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi yang menekan atau mengancam eksistensi manusia itu sendiri. Aliran progresivisme berusaha untuk menciptakan manusia yang survive dalam menghadapi permasalahan-permasalahan baru, praktis dalam melihat segala sesuatu, dan mampu bersikap kreatif-aktif.
Progresivisme beranggapan bahwa anak didik adalah pusat dari belajar itu sendiri (child centered school). Aliran ini tidak menyetujui adanya pendidikan yang bercorak otoriter, menekan kebebasan anak didik.
B.     Saran
Sebagaimana tulisan makalah ini yang berorientasi seputar pendidikan,  penulis mengharapkan apa yang kita baca dan yang kita dengar bermanfaat bagi diri kita sendiri dan bagi orang-orang di sekitar kita. Penulis sarankan juga pada teman-teman sebangku dan seperjuangan untuk menyebarkan ilmu yang telah diperoleh, karena sebaik-baiknya ilmu adalah yang dapat diamalkan dan berguna untuk orang lain. Serta jangan lupa untuk jangan mudah puas terhadap ilmu yang diperoleh.

 




DAFTAR PUSTAKA


Ø  Wangsa Gandhi Teguh. Filsafat pendidikan: mazhab-mazhab filsafat pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2013.
Ø  Idi Abdullah dan Jalaluddin. Filsafat pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2010.
Ø  Rachman Assegaf Abd. Filsafat Pendidikan Islam Paradigma Baru Pendidikan Hadhari Berbasis Integratif-Interkonektif. Jakrta: Rajawali Pers. 2011.
Ø  Marimba Ahmad D. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: PT Alma`arif. 1962.
Ø  Nata Abuddin. Pemikiran Islam Dan Barat. Jakarta: Rajawali Pers. 2013.
Ø  Sadulloh Uyoh. Pengatar filsafat pendidikan. Bandung: CV Alfabeta. 2003.
Ø  Idi Abdullah dan Jalaluddin. Filsafat Pendidikan: Manusia, Dan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. 2010.
Ø  Barnadib Imam. Filsafat pendidikan sistem dan metode. Yogyakarta: Andi Offset. 1997.
Ø  Alwasilah Chaedar. Filsafat Bahasa dan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2014.
Ø  Tirtarahardja Umar dan Sulo La. Pengantar pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2005.


[1] Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung : Al-Ma’arif, 1962, hlm- 15
[2] Uyoh Sadullah, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung : Alfabeta, 2003, hlm 13
[3] Ibid. Hlm- 23
[4]  Jalaluddin,  Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan : Manusia, Filsafat, Dan Pendidikan, Jakarta : Rajagrafindo, 2012, hlm-78
[5] Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Jakarta: Balai Pustaka, 1996
[6] Abd. Rahman Assegaf, Filsafat Pendidikan Islam Paradigma Baru Pendidikan Hadhari Berbasis Integratif-Interkonektif, Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2011, hlm- 204
[7] Jalaluddin, Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan : Manusia, Filsafat, Dan Pendidikan, Jakarta : Rajagrafindo, 2012, hlm-84
[8] Teguh Wangsa Gandhi HW, Filsafat Pendidikan : Mazhab-Mazhab Filsafat Pendidikan, Jogjakarta : Ar-Ruzz, 2013, hlm- 152
[9] Imam Barnadib, Filsafat Pendidikan Sistem Dan Metode, Yogyakarta : Andi Offset, 1997, hlm-31

No comments:

Post a Comment